Direktur Penegakkan Hukum Korps Lalu Lintas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Slamet Santoso, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menindaklanjuti insiden viral yang melibatkan anggota Patroli dan Pengawal (Patwal) mobil pelat RI 36, yang menunjukkan sikap arogan dengan menunjuk-nunjuk sopir taksi Silver Bird. Kejadian tersebut terjadi pada Rabu, 8 Januari 2025, di kawasan Sudirman, Jakarta.
Brigjen Slamet menyatakan bahwa anggota Patwal yang terlibat adalah personel Polda Metro Jaya. Ia menambahkan, "Yang bersangkutan sudah ditindaklanjuti oleh Kasi Pamwal Polda Metro Jaya karena personel adalah anggota Polda Metro Jaya." Meskipun pihak Polda Metro Jaya sudah memanggil anggota patwal tersebut untuk dimintai keterangan, informasi mengenai hasil pemanggilan belum dilaporkan kepada Korps Lalu Lintas Polri.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat jelas aksi Patwal yang mengawal rombongan pejabat negara sedang menyalakan sirene dan lampu strobo, meminta mobil yang dikawalnya untuk maju dengan cepat. Namun, saat sebuah taksi mencoba menyalipnya, mobil Patwal tersebut menunjukkan reaksi yang tidak selayaknya, berhenti di samping taksi dan menunjuk-nunjuk pengemudi.
Brigadir Jenderal Polisi Slamet Santoso meminta maaf kepada masyarakat atas perilaku yang tidak pantas tersebut. "Atas tindakan personel tersebut kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu," ujarnya.
Kejadian ini telah memicu berbagai reaksi dari netizen, banyak yang mengkritik arogansi yang diperlihatkan oleh anggota Patwal. Insiden ini membuka kembali perbincangan mengenai disiplin dan etika anggota kepolisian, terutama dalam menjalankan tugas pengawalan pejabat negara.
Berikut adalah beberapa poin penting dari insiden ini:
- Tanggal Kejadian: Rabu, 8 Januari 2025.
- Lokasi: Kawasan Sudirman, Jakarta.
- Identitas Pelaku: Anggota Patwal dari Polda Metro Jaya, namun identitasnya tidak diungkap.
- Tindakan Berikutnya: Pihak Polda Metro Jaya telah memanggil anggota Patwal tersebut untuk klarifikasi.
- Permohonan Maaf: Brigjen Slamet Santoso meminta maaf kepada masyarakat.
Insiden ini kembali menyoroti pentingnya perilaku profesional dari anggota kepolisian di lapangan. Pihak kepolisian kini harus memastikan bahwa tindakan serupa tidak terulang dan menjelaskan bagaimana tindakan disipliner akan diterapkan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegakan hukum.