Read

Netizen Soroti Kelemahan DeepSeek: Takut Bahas Isu Sensitif China?

Netizen di jagat maya baru-baru ini mengangkat isyu terkait kelemahan dari chatbot kecerdasan buatan (AI) yang sedang ramai dibicarakan, DeepSeek. Menurut sejumlah eksperimen yang dilakukan oleh pengguna, DeepSeek tampaknya menghindari memberikan jawaban yang memadai terkait berbagai topik sensitif yang berkaitan dengan China.

Salah satu topik yang paling disoroti adalah kebijakan China terhadap Taiwan, yang tetap menjadi isu panas di kancah internasional.Selain itu, DeepSeek juga enggan memberikan penjelasan yang mendalam mengenai peristiwa Tiananmen yang terjadi pada tahun 1989. Dalam insiden tersebut, diperkirakan sekitar 1.000 mahasiswa tewas ketika mereka melakukan demonstrasi di Lapangan Tiananmen, yang menjadi sorotan dunia. Respons dari DeepSeek terhadap pertanyaan mengenai peristiwa itu terkesan menghindar, dengan pernyataan, “Sorry, that’s beyond my current scope. Let’s talk about something else,” menunjukkan bahwa chatbot ini menghindari topik yang bisa berpotensi kontroversial.

Menariknya, meskipun DeepSeek menghindari menjawab sejumlah pertanyaan sensitif, chatbot ini masih mau berdiskusi tentang kebijakan pemerintahan China terhadap etnis Uyghur di Xinjiang. Namun, jawaban yang diberikan dinilai cenderung berpihak kepada pemerintah China,hal ini juga menjadi sorotan netizen yang mempertanyakan objektivitas dari informasi yang disampaikan.

Meskipun terdapat batasan dalam menjawab topik-topik tertentu, popularitas DeepSeek terus menanjak. Saat ini, DeepSeek telah menggantikan posisi ChatGPT sebagai aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat, sebagaimana tercatat dalam data Apple App Store per 27 Januari 2025. Menurut laporan dari CNBC International, kemunculan DeepSeek kembali menggoyang pasar teknologi global dengan potensi menghapus kapitalisasi pasar senilai miliaran dolar.

Berikut adalah sejumlah poin mengenai kelemahan DeepSeek dalam menyikapi pertanyaan sensitif:

  1. Menghindari Pertanyaan Kontroversial: DeepSeek cenderung enggan menjawab pertanyaan yang berpotensi menimbulkan kontroversi, seperti soal kebijakan China terhadap Taiwan dan peristiwa Tiananmen.

  2. Jawaban yang Bias: Ketika ditanya mengenai kebijakan pemerintah China terhadap etnis Uyghur, jawaban dari DeepSeek dinilai berpihak pada pemerintah China, yang mengundang kritik dari netizen.

  3. Respon Terbatas: Dengan kalimat, “Sorry, that’s beyond my current scope. Let’s talk about something else,” DeepSeek menunjukkan bahwa ada batasan dalam kapasitasnya untuk menjawab persoalan yang dianggap sensitif.

  4. Pengaruh di Pasar Global: Meskipun ada kritik terhadap cara DeepSeek menangani topik tertentu, popularitasnya tidak mengalami penurunan dan bahkan dapat memengaruhi kondisi saham perusahaan teknologi lainnya di pasar global.

DeepSeek didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng, salah satu pendiri High-Flyer, sebuah hedge fund berbasis AI. Startup ini berfokus pada pengembangan large language model (LLM) dan pencapaian artificial general intelligence (AGI). Dengan latar belakang yang menjanjikan, kehadiran DeepSeek di dunia teknologi menunjukkan bahwa pengembangan AI masih membawa tantangan etik dan kontroversial, terutama terkait dengan bagaimana informasi sensitif disampaikan kepada publik.

Bagas Saputra adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button