Dalam perjalanan menggunakan kereta, salah satu masalah yang sering dikeluhkan penumpang adalah hilangnya sinyal ponsel. Meskipun kereta menjadi salah satu pilihan transportasi yang efisien dan ekonomis, banyak pengguna yang merasa frustrasi ketika tidak bisa mengakses internet atau melakukan panggilan saat dalam perjalanan. Berbagai faktor mempengaruhi hilangnya sinyal ini, dan berikut adalah penjelasannya.
Pertama, ketersediaan layanan menjadi salah satu penyebab utama hilangnya sinyal saat naik kereta. Ponsel perlu terhubung dengan menara seluler terdekat untuk mendapatkan layanan internet yang stabil. Namun, di Indonesia, jalur kereta api yang sangat luas dan panjang mempersulit penyebaran menara seluler secara merata. Negara kita menempati posisi keenam dengan rute kereta api terpanjang di dunia, sehingga tidak semua area dapat dijangkau oleh jaringan seluler yang kuat.
Kedua, material body kereta juga berkontribusi besar terhadap hilangnya sinyal. Sebagian besar gerbong kereta terbuat dari logam, yang dapat berfungsi sebagai ‘sangkar Faraday’. Konsep ini merujuk pada wadah yang menghalangi medan elektromagnetik, termasuk gelombang radio yang digunakan oleh ponsel untuk menerima sinyal. Saat berada di dalam kereta, sinyal yang seharusnya ditangkap ponsel terhalang oleh lapisan logam tersebut. Ditambah lagi, ponsel harus berpindah-pindah ke antena stasiun yang berbeda ketika kereta melaju dengan cepat, yang dapat menyebabkan internet menjadi lambat atau terputus.
Ketiga, melintasi terowongan atau bangunan tinggi sangat memengaruhi kualitas sinyal. Ketika kereta melintasi terowongan atau berada di dekat gedung pencakar langit, penghalang fisik ini bisa sangat menghambat frekuensi sinyal tinggi yang umumnya digunakan oleh smartphone. Sinyal yang lemah akibat penghalang fisik seperti beton atau tanah menjadikan koneksi internet sangat tidak stabil. Hal ini mirip dengan pengalaman yang mungkin dirasakan pengguna saat berada di area tertutup seperti basement atau ruangan bawah tanah.
Selain itu, jarak antara kendaraan dan menara seluler juga memainkan peranan penting dalam kekuatan sinyal. Saat bepergian dengan kereta, penumpang berada jauh dari menara seluler, yang memperparah masalah sinyal. Berbeda dengan kendaraan lain, kereta yang bergerak cepat dalam rute yang panjang membuat koneksi ke menara seluler lebih sulit dan tidak dapat dikelola dengan baik.
Secara keseluruhan, faktor-faktor ini memberikan gambaran tentang mengapa layanan sinyal di kereta sering kali tidak memadai. Meski teknologi telekomunikasi telah berkembang pesat, tantangan geografi dan infrastruktur di Indonesia masih menjadi kendala dalam menyediakan layanan sinyal yang konsisten sepanjang perjalanan. Perbaikan jaringan dan penambahan menara seluler di berbagai titik di sepanjang jalur kereta mungkin menjadi solusi untuk meningkatkan aksesibilitas layanan internet bagi penumpang, sehingga mereka dapat tetap terhubung selama perjalanan.