Platform kecerdasan buatan (AI) DeepSeek belakangan ini menjadi sorotan di Amerika Serikat setelah meraih popularitas tinggi di toko aplikasi Apple dan Google Play. Namun, atas kepopuleran tersebut, ratusan perusahaan, termasuk beberapa yang terkait dengan pemerintah AS, mengambil langkah drastis dengan memblokir akses ke layanan yang ditawarkan oleh DeepSeek. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kekhawatiran mengenai potensi kebocoran data ke pihak ketiga, terutama pemerintah China.
Menurut laporan dari Tech Crunch, banyak perusahaan yang merasa perlu melindungi data sensitif berkenaan dengan penggunaan DeepSeek. Salah satu angka yang mencolok adalah temuan yang diungkapkan oleh eksekutif dari perusahaan keamanan siber, seperti Armis dan Netskope, yang menunjukkan bahwa kekhawatiran terbesar berkaitan dengan kemungkinan kebocoran data model AI ke pemerintah China. “Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data model AI ke pemerintah China,” jelas Nadir Izrael, CTO Armis, yang turut menanggapi krisis ini.
Kebijakan privasi DeepSeek yang menyatakan bahwa semua data pengguna disimpan di China juga menjadi sorotan. Hukum di negara tersebut mengharuskan perusahaan untuk berbagi data dengan badan intelijen jika diminta. Hal ini tentunya memicu kontroversi dan keraguan dari banyak pihak, termasuk di antara pejabat pemerintah dan organisasi yang berfokus pada keamanan nasional.
Tidak hanya perusahaan swasta, langkah pemblokiran juga dilakukan oleh lembaga pemerintah. Pentagon, misalnya, telah memulai proses pemblokiran DeepSeek setelah mendapati bahwa karyawannya terhubung ke server yang berada di China. Tindakan serupa diambil oleh Angkatan Laut AS, yang melarang penggunaan DeepSeek karena isu keamanan dan etika. Tindakan ini menunjukkan betapa pentingnya bagi institusi pemerintah untuk menjaga integritas dan kerahasiaan data yang mereka miliki.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait pemblokiran DeepSeek oleh perusahaan dan lembaga pemerintah di AS:
1. Ratusan perusahaan, termasuk yang terhubung dengan pemerintah, memblokir akses ke DeepSeek.
2. Kekhawatiran utama berfokus pada potensi kebocoran data pengguna dan informasi sensitif.
3. DeepSeek menyimpan data pengguna di China, di mana hukum setempat mewajibkan berbagi data dengan badan intelijen.
4. Pentagon dan Angkatan Laut AS secara resmi memblokir penggunaan DeepSeek karena kekhawatiran keamanan.
Situasi ini kembali menggarisbawahi pentingnya keamanan siber di era digital saat ini, di mana penggunaan teknologi canggih seringkali berseberangan dengan masalah privasi. Perusahaan-perusahaan kini semakin menyadari bahwa setiap penggunaan teknologi baru seperti AI harus diimbangi dengan langkah-langkah untuk melindungi data pengguna dan menjaga rahasia informasi mereka. Di tengah gencarnya inovasi, tantangan untuk menjaga data tetap aman dari resiko kebocoran menjadi isu yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun, termasuk di sektor pemerintahan.
Keputusan perusahaan-perusahaan ini untuk memblokir DeepSeek mencerminkan kekhawatiran yang semakin besar terkait privasi dan keamanan data, terutama di tengah ketegangan internasional yang terus meningkat. Sementara itu, pengguna juga dihadapkan pada pilihan sulit dalam memanfaatkan teknologi modern tanpa mengorbankan privasi mereka sendiri.