Otoritas perlindungan data Italia, Garante, mengumumkan pada Kamis (30/1/2025) bahwa mereka telah memblokir akses ke aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Langkah ini diambil untuk melindungi data pribadi pengguna di Italia setelah perusahaan tidak dapat memberikan informasi yang memadai terkait pengumpulan dan penyimpanan data pribadi.
Keputusan tersebut muncul setelah Garante melakukan evaluasi menyeluruh terhadap DeepSeek, yang dianggap tidak transparan dalam hal data yang dikumpulkan, lokasi penyimpanan, serta langkah-langkah yang diambil untuk melindungi data pengguna. Pihak Garante juga menyatakan, “Bertentangan dengan temuan kami, perusahaan mengeklaim mereka tidak beroperasi di Italia dan tidak tunduk pada hukum Eropa.” Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kurangnya kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data di kawasan tersebut.
DeepSeek telah menarik perhatian karena menawarkan alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan aplikasi serupa asal Amerika Serikat, seperti ChatGPT. Munculnya aplikasi ini ternyata telah mengguncang pasar, bahkan menyebabkan penurunan saham Nasdaq hingga 3,1%. Keberhasilannya yang cepat, termasuk menjadi aplikasi gratis terpopuler di App Store Apple, memicu kekhawatiran akan dominasi teknologi China dalam sektor kecerdasan buatan.
Beberapa faktor yang mendasari pemblokiran DeepSeek oleh otoritas Italia antara lain:
1. Ketidakjelasan dalam pengumpulan data pribadi: DeepSeek tidak memberikan penjelasan yang cukup terkait data apa saja yang dikumpulkan dari pengguna.
2. Isu transparansi: Masyarakat diminta untuk mendapatkan informasi yang jelas dan transparan mengenai bagaimana data mereka digunakan dan dilindungi.
3. Penolakan untuk mematuhi hukum Eropa: Tanggapan dari perusahaan yang mengatakan tidak beroperasi di Italia menunjukkan ketidakpatuhan terhadap regulasi perlindungan data yang berlaku di Eropa.
Dalam konteks persaingan teknologi AI global, langkah Italia ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi dalam pengaturan aplikasi berbasis AI. DeepSeek bukan hanya menjadi kontroversi di Italia, tetapi juga mengguncang pasar internasional dengan kehadirannya. Otoritas lain di berbagai negara mungkin akan mengambil langkah serupa jika perusahaan tidak memberikan informasi yang diperlukan terkait keamanan dan privasi data.
Di tengah meningkatnya perhatian terhadap penggunaan kecerdasan buatan dan dampaknya terhadap privasi, keputusan Italia untuk memblokir DeepSeek bisa menjadi preseden penting untuk regulator data di negara lain. Dalam beberapa minggu mendatang, diperkirakan akan ada lebih banyak diskusi dan tindakan dari regulator di seluruh dunia mengenai penggunaan aplikasi AI dan dampaknya terhadap perkembangan teknologi serta keamanan data.
Dengan peningkatan ketidakpastian yang menyertai aplikasi AI, regulator di seluruh dunia mungkin akan merasa tergerak untuk memperkuat kolaborasi dalam menetapkan standar yang lebih ketat terkait transparansi dan akuntabilitas. Masyarakat pun diharapkan lebih cerdas dalam memilih aplikasi yang mereka gunakan, dengan mempertimbangkan perlindungan data sebagai prioritas utama. Seiring dengan berkembangnya teknologi, tantangan ini akan terus menjadi sorotan di seluruh dunia dan bisa memengaruhi arah kebijakan publik dalam teknologi dan perlindungan data pribadi.