Read

E-commerce Sumbang Rp 975 Triliun, AI Digenjot untuk Digitalisasi!

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa sektor e-commerce berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, dengan sumbangan mencapai 72%. Angka ini mencerminkan potensi besar sektor e-commerce dalam menopang perekonomian nasional, terutama di tengah dorongan transformasi digital yang semakin meningkat.

Menurut laporan terbaru dari Google, Temasek, dan Bain bertajuk ‘e-Conomy SEA 2024’, nilai transaksi bruto (Gross Merchandise Value/GMV) ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 90 miliar atau setara dengan Rp 1.424 triliun pada tahun ini. Ini menunjukkan peningkatan 13% secara tahunan dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat US$ 80 miliar, dan menyumbang sekitar 6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini.

Airlangga menyampaikan rincian kontribusi berbagai sektor dalam ekonomi digital Indonesia sebagai berikut:

– E-commerce: Naik 11% menjadi US$ 65 miliar atau Rp 975 triliun.
– Online travel: Naik 24% menjadi US$ 9 miliar.
– Transportasi dan makanan: Naik 13% menjadi US$ 9 miliar.
– Media: Naik 12% menjadi US$ 8 miliar.
– Fintech, dengan rincian:
1. Pembayaran online: Naik 19% menjadi US$ 404 miliar.
2. Pinjaman online: Naik 27% menjadi US$ 9 miliar.
3. Aset kelolaan (AUM) investasi online: Naik 32% menjadi US$ 5 miliar.
4. Asuransi online: Naik 18% menjadi US$ 200 juta.

Dalam forum AI FORWARD yang diadakan di Jakarta, Airlangga menekankan bahwa pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) sangat penting untuk meningkatkan kontribusi e-commerce terhadap perekonomian. “Sebagian besar kontribusi berasal dari sektor yang digerakkan oleh AI, seperti e-commerce,” ungkapnya.

Menko Perekonomian juga menyampaikan, untuk mewujudkan ambisi Indonesia sebagai ekonomi terbesar kelima di dunia pada tahun 2045, diperlukan tiga pendorong utama, yaitu:

1. Pertumbuhan konsumsi domestik yang dipertahankan pada tingkat 5-6%.
2. Peningkatan laju investasi hingga 10%.
3. Target pertumbuhan ekspor sebesar 9%.

Upaya ini akan difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti manufaktur, jasa, pariwisata, konstruksi, transisi energi, serta ekonomi digital. Airlangga optimis bahwa pada tahun 2030, ekonomi digital Indonesia dapat berkontribusi hingga US$ 360 miliar, sebagai bukti potensi yang dimiliki dalam mengembangkan sektor ini.

Tidak hanya di tingkat nasional, Indonesia juga berperan dalam kerangka kerja ekonomi digital ASEAN atau Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Melalui inisiatif ini, ekonomi digital di ASEAN yang diproyeksikan mencapai US$ 1 triliun pada tahun 2030 dapat meningkat hingga US$ 2 triliun. Perjanjian ini rencananya akan ditandatangani pada 2025, dengan potensi dampak bagi Indonesia mencapai US$ 700 miliar hingga 800 miliar pada tahun yang sama.

Dalam menghadapi era digital, pengembangan talenta digital menjadi kunci. Pemerintah menargetkan 500 ribu orang per tahun hingga 2030, demi menciptakan 9 juta tenaga kerja terampil dalam bidang digital, termasuk kecerdasan buatan. “Saya menghargai kontribusi Alibaba dalam mendukung pelatihan talenta digital di Indonesia,” imbuh Airlangga.

Secara global, AI diperkirakan akan menyumbang total US$ 15,7 triliun pada tahun 2030, terbagi antara peningkatan produktivitas dan konsumsi. Penggunaan AI dalam perekonomian Indonesia dapat menjadi kunci dalam mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga setiap inisiatif dalam sektor ini diharapkan mampu mengakselerasi kemajuan ekonomi digital Tanah Air.

Bagas Saputra adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button