Read

Dugaan Fraud eFishery: Untung atau Merugi? Manajemen Terus Berkilah

Laporan investigasi yang bocor mengungkap dugaan penipuan oleh manajemen eFishery, sebuah startup perikanan berbasis di Indonesia. Dalam laporan yang tersebar di kalangan investor, manajemen eFishery dikatakan melaporkan keuntungan fiktif sebesar US$ 16 juta atau sekitar Rp 261,3 miliar untuk periode Januari hingga September 2024, meskipun kenyataannya mereka mengalami kerugian sebesar US$ 35,4 juta, atau sekitar Rp 578 miliar. Ini menunjukkan adanya distorsi signifikan dalam laporan keuangan yang disampaikan kepada investor.

Draf laporan investigasi setebal 52 halaman yang diulas oleh Bloomberg News juga mencatat bahwa pendapatan yang dilaporkan eFishery mencapai US$ 752 juta atau Rp 12,3 triliun, sementara pendapatan sebenarnya hanya sekitar US$ 157 juta atau Rp 2,6 triliun. Beberapa poin penting dalam laporan tersebut mencakup:

  1. Penyampaian Laporan yang Menyesatkan: Manajemen dilaporkan telah menggelembungkan angka pendapatan dan laba dalam laporan keuangan untuk beberapa tahun sebelumnya.

  2. Informasi yang Tidak Akurat: eFishery mengklaim memiliki lebih dari 400 ribu mitra pembudidaya ikan, sedangkan laporan internal menunjukkan bahwa angka sebenarnya hanya sekitar 24 ribu mitra.

  3. Investigasi Dimulai dari Pelapor: Investigasi ini bermula ketika seorang pelapor mendekati seorang anggota dewan untuk menyampaikan dugaan ketidakakuratan dalam laporan keuangan.

  4. Jumlah Kerugian yang Signifikan: Total kerugian yang dipertahankan oleh eFishery diperkirakan sekitar US$ 152 juta sepanjang tahun 2024.

  5. Kepemimpinan dalam Krisis: Menyusul temuan tersebut, jajaran direksi memutuskan untuk membebastugaskan sementara CEO Gibran Huzaifah dan Chief Product Officer Chrisna Aditya, yang keduanya terlibat dalam penyelidikan terkait dugaan penyelewengan uang perusahaan.

eFishery, yang dikenal sebagai penyedia perangkat pemberian pakan pintar kepada para pembudidaya ikan dan udang, telah berusaha memodernisasi industri perikanan Indonesia. Perusahaan ini berhasil meraih status unicorn dengan valuasi mencapai US$ 1,4 miliar setelah mendapatkan pendanaan dari G42. Dengan ambisi untuk meningkatkan efisiensi di sektor perikanan, eFishery telah berhasil mengumpulkan ratusan juta dolar.

Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun eFishery berupaya menjadi pelopor dalam industri, tantangan lebih lanjut kini mengintai terkait integritas laporan keuangan mereka. Banyak investor yang sebelumnya menunjukkan ketertarikan kini terpaksa mempertanyakan keandalan informasi yang disampaikan.

Ketika dihubungi oleh Katadata.co.id, manajemen eFishery tidak memberikan tanggapan yang pasti terkait dugaan tersebut. Situasi ini menciptakan ketidakpastian di pasar, dan pertanyaan besar muncul mengenai masa depan eFishery setelah skandal ini terungkap.

Dengan total aset perusahaan diperkirakan mencapai US$ 220 juta, termasuk piutang dan investasi, pemangku kepentingan kini lebih mencermati langkah selanjutnya dari perusahaan ini. Akankah eFishery mampu pulih dari skandal ini dan membangun kembali kepercayaan investor? Seiring berjalannya waktu, jawaban atas pertanyaan ini akan sangat menentukan arah perusahaan ke depan.

Bagas Saputra

Bagas Saputra adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button