JAKARTA – Perubahan algoritma Google ternyata menjadi bagian dari tantangan baru bagi perusahaan tersebut, terutama dengan semakin banyaknya Generasi Z yang beralih menggunakan TikTok sebagai mesin pencari alternatif. Hal ini menciptakan kekhawatiran yang nyata bagi Google, yang selama ini menjadi raja dalam pencarian digital, terutama di kalangan pengguna muda.
Salah satu contoh konkret dari pergeseran ini adalah pengalaman Ja’Kobi Moore, seorang remaja berusia 15 tahun dari New Orleans. Saat ia membutuhkan surat rekomendasi untuk mendaftar ke sekolah menengah swasta, ia memutuskan untuk mencari informasi di TikTok dengan mengetikkan "surat rekomendasi guru" di bilah pencarian. Moore menemukan dua video yang sangat membantu: satu menjelaskan cara meminta surat rekomendasi, dan yang lainnya memberikan template yang jelas dan mudah dipahami. Ia menyebutkan bahwa informasi tersebut lebih bermanfaat dan mudah dimengerti dibandingkan dengan hasil pencarian yang biasanya dipaparkan Google atau YouTube.
Transformasi cara mencari informasi oleh Generasi Z ini menunjukkan bahwa TikTok tidak hanya menjadi platform untuk hiburan, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan yang praktis. Algoritme TikTok mampu mempersonalisasi tampilan video sesuai dengan interaksi pengguna, sehingga memberikan pengalaman yang lebih relevan dan menarik. Dalam beberapa kasus, video yang dihasilkan oleh pengguna biasa dianggap lebih autentik dan mudah dicerna ketimbang informasi yang disediakan oleh situs-situs resmi atau tanpa wajah.
Perubahan perilaku pencarian ini mencerminkan tren yang lebih luas. Meskipun Google masih menjadi mesin pencari paling banyak digunakan di dunia, banyak pengguna muda mulai beralih ke platform lain sesuai dengan kebutuhan mereka. Data menunjukkan bahwa pengguna kini mencari informasi di berbagai platform, seperti:
- Amazon untuk pencarian produk.
- Instagram untuk mengikuti tren terbaru.
- Snap Maps di Snapchat untuk menemukan bisnis lokal.
Dalam hal ini, Prabhakar Raghavan, wakil presiden senior Google, mengungkapkan hasil penelitian internal yang mengejutkan: "Hampir 40 persen anak muda, ketika mereka mencari tempat untuk makan siang, mereka tidak membuka Google Maps atau Penelusuran. Mereka pergi ke TikTok atau Instagram." Pernyataan ini menggambarkan bahwa TikTok telah memberikan dampak signifikan pada cara anak muda melakukan pencarian.
Kekhawatiran Google semakin meningkat ketika penggunaan TikTok sebagai mesin pencari menjadi lebih umum. Untuk menjawab tantangan ini, Google terus berusaha memperbarui pendekatan mereka terhadap pencarian digital, tetapi tantangan yang dihadapi tetap besar. Dengan semakin berkembangnya platform berbasis video, jelas bahwa cara Generasi Z dalam mencari informasi sedang mengalami evolusi yang pesat.
Tantangan ini tidak hanya menguji ketahanan Google tetapi juga memberikan kesempatan bagi platform lain seperti TikTok untuk terus berkembang. Seiring waktu, kita mungkin akan menyaksikan lebih banyak inovasi di arena pencarian digital yang merespon kebutuhan pengguna muda ini. Pergeseran dari pencarian tradisional ke pencarian berbasis video menandai era baru dalam cara kita mengakses informasi, dan mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi setiap hari.