Read

8 Tips Toilet Training Anak untuk Orang Tua Modern yang Wajib Dicoba!

Toilet training adalah salah satu fase penting dalam perkembangan seorang anak. Proses ini tidak hanya memerlukan pemahaman yang baik dari orang tua, tetapi juga kesabaran dan pendekatan yang tepat. Dalam konteks ini, Dr. Dimple Nagrani, seorang dokter spesialis anak, menjelaskan bahwa toilet training sebaiknya dimulai saat anak berusia 2 tahun ke atas, di mana anak sudah mampu mengekspresikan keinginannya untuk buang air kecil atau besar. Namun, banyak orang tua yang terburu-buru ingin anaknya cepat mahir menggunakan toilet, yang justru berpotensi menimbulkan stres dan trauma bagi anak.

Proses toilet training tidak hanya sebentar, melainkan memerlukan waktu antara 4 hingga 10 bulan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bersikap konsisten dan tidak terburu-buru. Dr. Dimple menegaskan pentingnya konsistensi, di mana orang tua sebaiknya tidak membiarkan anak kembali menggunakan popok sekali pakai saat bepergian.

Berikut ini adalah delapan tips yang bisa diterapkan orang tua modern untuk memperlancar proses toilet training anak mereka:

  1. Hindari Pemaksaan: Memaksa anak untuk buang air di toilet dapat membuat mereka merasa tertekan dan justru cenderung menahan buang air. Oleh karena itu, biarkan proses berjalan alami.

  2. Perkenalan dengan Toilet: Ajak anak untuk melihat orang tua saat menggunakan toilet. Dengan cara ini, anak akan mulai memahami bahwa toilet adalah tempat yang pantas untuk BAK dan BAB.

  3. Tingkatkan Kesenangan: Buatlah toilet training menjadi menyenangkan. Misalnya, ajak anak untuk menekan tombol flush setelah mereka selesai.

  4. Posisi untuk Anak Laki-laki: Untuk anak laki-laki, mulai dengan posisi duduk. Setelah anak terbiasa, Anda bisa mengajarinya untuk berdiri.

  5. Membersihkan Area Genital: Mulailah pada usia 18 bulan dengan membiasakan anak membersihkan area genital mereka di toilet, pastikan menggunakan toilet seat khusus anak untuk keamanan.

  6. Beralih dari Popok Sekali Pakai ke Popok Kain: Penggunaan popok kain dapat membuat anak merasa tidak nyaman ketika basah atau kotor, sehingga mereka lebih terdorong untuk menggunakan toilet.

  7. Tetap Tenang saat Mengompol: Jangan menunjukkan kekecewaan atau memarahi anak jika mereka mengompol. Sikap negatif bisa memperlambat proses toilet training dan membuat anak menjadi trauma.

  8. Penggunaan Reward: Stiker dapat digunakan sebagai reward. Tempelkan stiker di dinding toilet untuk mengingatkan anak tentang keberhasilannya.

Dokter Dimple juga menyarankan untuk mengajak anak ke toilet secara rutin setiap 30 menit hingga 1 jam, namun tanpa membuat mereka merasa terpaksa. Orang tua harus memperhatikan tanda-tanda kesiapan anak dan tidak terburu-buru, mengingat setiap anak memiliki tempo yang berbeda-beda dalam menjalani proses ini.

Kerja sama antara orang tua dan anak serta komunikasi yang baik selama toilet training sangatlah diperlukan. Orang tua juga sebaiknya memperhatikan kebersihan toilet agar anak merasa nyaman saat menggunakannya. Toilet yang bersih akan meningkatkan minat anak untuk belajar menggunakan toilet dengan baik. Dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat, toilet training bisa menjadi pengalaman yang positif bagi anak dan orang tua.

Bagas Saputra

Bagas Saputra adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button