Hasanah menghadapi situasi yang penuh emosi saat mengikuti Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kementerian Agama (Kemenag) Maros, Sulawesi Selatan. Saat menjalani tes pada 17 Desember 2024, wanita asal Desa Tukamasea ini menerima berita tragis bahwa suaminya telah meninggal dunia di rumah sakit.
“Sebelumnya, saya sudah minta izin ke suami untuk ikut tes. Sempat ke rumah sakit tadi. Mau pi sesi jadwal tesku baru kembali,” ujar Hasanah dalam kebingungan, mengisahkan keputusannya menghadapi ujian meski dalam keadaan berduka. Hanya beberapa saat setelah tiba di lokasi ujian, kabar duka itu datang. Suaminya yang sedang sakit parah, telah berpulang ke rahmatullah.
Dengan berat hati, Hasanah meninggalkan lokasi ujian untuk melihat jenazah suaminya. Namun, setelah melaksanakan kewajibannya, dia kembali ke lokasi untuk mengikuti tes sesuai jadwal pukul 14.00 WITA. Di tengah kesedihan yang mendalam, Hasanah menunjukkan tekad yang luar biasa untuk tetap hadir dalam ujian tersebut, meskipun panitia sempat menawarkan untuk menjadwal ulang pelaksanaan ujian.
Panitia seleksi, Fatwa, mengatakan, “Tapi Bu Hasanah tetap hadir pada sesi ketiga sesuai jadwal.” Tindakan Hasanah ini mendapatkan dukungan dan aplaus dari banyak pihak. Muhammad, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maros, menyampaikan rasa bela sungkawa yang dalam. “Kita semua ikut bersedih. Semoga perjuangan Ibu Hasanah tak sia-sia,” ungkapnya.
Di ruang ujian, meskipun wajah Hasanah mencerminkan kesedihan yang mendalam, ia tetap fokus mengerjakan soal-soal tes. Perjuangannya menggambarkan semangat juang dan dedikasi terhadap cita-citanya sebagai penyuluh agama. Hasanah menunjukkan bahwa di tengah kesedihan, harapan dan tanggung jawab tetap bisa dijunjung tinggi.
Kisah Hasanah menjadi pengingat bagi semua bahwa kehidupan tak selalu berjalan mulus, tetapi tekad dan komitmen untuk mencapai tujuan tetap harus diutamakan, meski harus berhadapan dengan cobaan yang sangat berat. Keberanian dan keteguhan hati Hasanah dalam menghadapi kehilangan yang mendalam ini patut diapresiasi, menggambarkan keperkasaan seorang wanita yang berjuang untuk masa depannya meski dalam keadaan berduka.
