Penguatan parenting atau pengasuhan orang tua menjadi hal yang penting dalam upaya mencegah kekerasan terhadap anak, terutama yang terjadi di lingkungan rumah tangga. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa banyak persoalan kekerasan yang terjadi bermula dari situasi di dalam rumah. “Parenting itu juga perlu diperkuat, karena banyak persoalan yang terjadi menyangkut kekerasan itu justru di rumah tangga,” ujar Mu’ti dalam sebuah konferensi di Jakarta pada Kamis, 2 Januari 2025.
Data menunjukkan bahwa tingkat kekerasan dalam rumah tangga berada pada angka yang mengkhawatirkan, mencapai 54 persen. Hal ini menunjukkan betapa mendesaknya penguatan praktik pengasuhan yang positif di kalangan orang tua. Dalam upaya tersebut, Kemendikdasmen berencana berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak, termasuk di sekolah.
Mendikdasmen menambahkan bahwa diperlukan suatu payung hukum, baik dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) atau Instruksi Presiden (Inpres), untuk mendukung kolaborasi antara berbagai kementerian. Langkah ini diharapkan dapat memberikan landasan yang kuat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak dan mengurangi potensi kekerasan.
Sementara itu, Menteri PPPA, Arifah Fauzi, juga menyatakan bahwa pihaknya telah menyediakan beragam kanal pelaporan terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Jadi sebetulnya sudah ada beberapa yang bisa menjadi sarana untuk menyampaikan, melaporkan bila terjadi kekerasan. Hanya saja ini belum terus tersosialisasi secara masif,” tutur Arifah. Ia menekankan perlunya kolaborasi dengan berbagai pihak agar kanal-kanal tersebut bisa diakses dan dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat.
Untuk mengoptimalkan program-program ini, Menteri Arifah mengungkapkan kolaborasi dengan Kemendikdasmen melalui program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang bertujuan untuk meningkatkan semangat anak dalam beraktivitas. Melalui Ruang Bersama Indonesia (RBI), mereka membersihkan wadah bagi anak-anak untuk berkreasi dan bersosialisasi. “Setelah mereka selesai pendidikan di sekolah, ketika pulang kami menyiapkan RBI, di mana anak-anak ini bisa berkreativitas, bermasyarakat, tidak hanya diam di rumah dengan aktivitas, dengan gadgetnya,” jelas Arifah.
Dalam konteks ini, penguatan parenting menjadi kunci utama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mengurangi kekerasan terhadap anak. Kolaborasi antara kementerian dan program yang tepat diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masa depan anak-anak di Indonesia.