![Kepala Perpusnas Ungkap Tanggapan Soal Efisiensi Anggaran Pemerintah](https://cungmedia.com/wp-content/uploads/2025/02/Kepala-Perpusnas-Ungkap-Tanggapan-Soal-Efisiensi-Anggaran-Pemerintah.jpg)
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Aminudin Azis, memberikan pandangannya mengenai efisiensi anggaran yang akan diterapkan di instansi pemerintah pada tahun 2025. Dalam penyampaian tersebut, Aminudin menegaskan bahwa efisiensi yang dimaksud tidak seharusnya menjadi penghalang bagi perpustakaan untuk menjalankan fungsi dan program yang telah direncanakan.
“Prinsipnya kalau tidak bisa melakukan semuanya, jangan menggagalkan semua. Lakukan apa yang kita bisa,” ungkap Aminudin saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2025, yang berlangsung di Jakarta, pada hari Kamis, 6 Februari 2025. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa meskipun terdapat keterbatasan anggaran, instansi perpustakaan masih dapat beradaptasi dan tetap produktif.
Dalam Rakornas tersebut, Aminudin memaparkan berbagai program yang diusung Perpusnas untuk tahun ini. Ia memperkenalkan pendekatan baru yang disebut fishbone analysis, yang menjadi alat bantu untuk meningkatkan koordinasi antarunit kerja di Perpusnas. “Itu adalah yang paling mudah bagi Bapak dan Ibu untuk menuju unit mana guna melakukan sinergi dan koordinasi,” jelasnya.
Rakornas ini turut menghadirkan sejumlah tokoh penting di bidang pendidikan dan literasi. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menjadi narasumber kunci, diiringi oleh sesi kebijakan serta diskusi panel yang melibatkan berbagai narasumber, termasuk pegiat literasi dan kepala dinas perpustakaan dari beberapa daerah.
Sebagai bagian dari langkah konkrit untuk menjaga warisan budaya, pada Rakornas tersebut, juga dilaksanakan penyerahan hibah sebanyak 96 rol mikrofilm naskah kuno yang diserahkan oleh Kepala UPT Jasa Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Yulianto. Naskah kuno ini berasal dari tradisi tulis masyarakat Bugis, Makassar, dan Mandar, yang sangat berharga dan harus dilestarikan. Lemahnya kondisi fisik sebagian naskah kuno telah mendorong upaya mendigitalisasi mikrofilm sebagai langkah preserving yang mendesak.
Digitalisasi ini tidak hanya sekadar tindakan penyelamatan, tetapi juga bertujuan untuk memberikan akses lebih luas kepada masyarakat, peneliti, dan generasi mendatang. Dengan teknologi yang dimiliki di Pusat Preservasi dan Ahli Media Perpusnas, naskah-naskah kuno tersebut dapat dipindai dan dikonversi ke dalam format digital berkualitas tinggi. Hingga saat ini, sebanyak 2.883 judul dari total 3.030 judul naskah Lontara’ telah berhasil didigitalisasi.
Naskah Lontara’ yang merupakan identitas budaya Sulawesi Selatan menyimpan beragam pengetahuan, dari bercocok tanam hingga taktik perang. Oleh karena itu, keberlangsungan dan akses terhadap informasi yang terkandung di dalamnya menjadi sangat vital dalam penciptaan kesadaran budaya dan pelestarian sejarah bangsa.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Perpusnas menunjukkan komitmennya untuk tetap berkontribusi dalam bidang literasi dan pelestarian budaya, meskipun ada tantangan dalam hal anggaran. Efisiensi tidak harus menjadi kendala, melainkan dapat menjadi peluang untuk menciptakan inovasi yang lebih berarti di era digital. Usaha ini diharapkan dapat menginspirasi instansi pemerintah lainnya untuk terus bekerja dengan baik dan efektif di tengah keterbatasan yang ada.