Jakarta: Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri otomotif Indonesia, sekaligus menjadi momen penting bagi Toyota sebagai pemimpin pasar. Menurut data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Toyota Indonesia mencatatkan ekspor sebesar 276.089 unit kendaraan sepanjang tahun 2024. Meskipun angka ini mengalami penurunan 5 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 290.772 unit, Toyota tetap menjadi kontributor utama dengan menyumbang 61 persen dari total ekspor Completely Built-Up (CBU) negara ini dalam lima tahun terakhir.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto, menekankan bahwa pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan pemerintah, masyarakat, serta semua elemen dalam rantai pasok industri otomotif nasional. “Konsistensi kinerja ekspor bukan sesuatu yang mudah diraih, mengingat peran penting anak bangsa yang berkarya di ribuan rantai pasok bahkan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh rantai pasok untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global,” ungkap Nandi dalam keterangan resminya.
Permintaan terhadap kendaraan elektrifikasi di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan. Data menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, Toyota Indonesia berhasil mengekspor 18.553 unit kendaraan elektrifikasi, meningkat 111 persen dari 8.792 unit pada tahun sebelumnya. Model Kijang Innova Zenix Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Yaris Cross HEV menjadi primadona, masing-masing terjual sebanyak 11.790 dan 6.763 unit. Kedua model ini kini semakin diminati di berbagai pasar di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Kenaikan permintaan terhadap kendaraan elektrifikasi ini menunjukkan kesadaran masyarakat global akan isu perubahan iklim dan lingkungan. Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, menuturkan bahwa industri otomotif nasional harus proaktif dalam membentuk ekosistem kendaraan elektrifikasi. “Kami harus beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan pasar internasional akan produk ramah lingkungan, terutama saat memasuki era transisi energi,” ujarnya.
Toyota Indonesia mengambil langkah strategis dengan memperkenalkan model-model yang memenuhi tuntutan tinggi konsumen akan kendaraan berteknologi ramah lingkungan. Dalam upaya mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, Toyota mengimplementasikan strategi multi-pathway. Hal ini mencakup pengembangan berbagai teknologi kendaraan, seperti mesin Internal Combustion Engine (ICE) beremisi rendah, Hybrid Electric Vehicle (HEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV), serta bahan bakar terbarukan seperti biodiesel dan bioethanol.
Melalui berbagai inovasi dan komitmen untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri, Toyota tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan pasar lokal tetapi juga global. “Selama lebih dari lima dekade, kami terus meningkatkan kompetensi SDM dalam negeri untuk mendukung kemajuan industri otomotif Tanah Air,” tambah Nandi Julyanto.
Dengan dukungan pemerintah dan kesadaran konsumen yang terus berkembang, industri otomotif Indonesia terutama Toyota diharapkan mampu terus tumbuh, beradaptasi, dan memenuhi tantangan di masa depan, termasuk dalam menghadapi meningkatnya permintaan akan kendaraan dengan teknologi rendah emisi.