PT Toyota Astra Motor (TAM) tengah mengambil langkah strategis untuk menghadapi tantangan kenaikan harga mobil akibat penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditetapkan sebesar 12%. Marketing Director TAM, Anton Jimmi Suwandy, mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini masih memfinalisasi penyesuaian harga jual mobil, dan belum dapat memberikan persentase kenaikan yang pasti. Upaya ini merupakan respon perusahaan terhadap kebijakan perpajakan yang diberlakukan oleh pemerintah.
Untuk meredam dampak kenaikan harga, Toyota berusaha berkoordinasi dengan para produsen komponen otomotif agar tidak ada kenaikan harga dari sisi produsen. Dikatakan Anton, mayoritas mobil yang diproduksi oleh Toyota merupakan hasil produksi lokal, sehingga pihaknya berharap kestabilan harga komponen dapat membantu dalam menahan harga akhir mobil di pasar.
Dalam rangka mendukung strategi ini, Toyota juga menjalin diskusi internal dengan para dealer dan seluruh rantai nilai (value chain) untuk terus menyediakan paket solusi mobilitas serta layanan purnajual yang kompetitif. Hal ini dimaksudkan agar Toyota tetap mampu memenuhi beragam kebutuhan konsumen meskipun ada tantangan yang dihadapi.
Di sisi lain, meskipun pasar otomotif Indonesia diprediksi akan menghadapi kesulitan tahun ini, Toyota tetap optimis terhadap pergerakan pasar pada tahun 2025. Anton menjelaskan bahwa insentif yang diberikan pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan, khususnya mobil hybrid, dapat berkontribusi positif terhadap penjualan. Pemerintah memberikan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM DTP) sebesar 3% untuk mobil hybrid yang diproduksi secara lokal, termasuk model-model seperti Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid yang memiliki kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 70%.
Tindakan ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan pangsa pasar pada tahun 2025, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya teknologi kendaraan ramah lingkungan. Toyota, yang mencatat penjualan wholesales sebanyak 26.984 unit pada November 2024, mengikuti dengan ketat kondisi pasar dan akan memantau potensi risiko penurunan penjualan yang mungkin terjadi.
Mengacu kepada data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), walaupun ada penurunan tipis sebesar 0,17% dari bulan sebelumnya, Toyota tetap berkomitmen untuk beradaptasi dengan situasi dan berinovasi dalam produknya, agar konsumen tetap mendapatkan nilai terbaik dari setiap produk yang ditawarkan.