Media sosial Indonesia baru-baru ini dihebohkan oleh acara komunitas motor CB yang digelar di Nganjuk. Acara bertajuk Kerajaan CB Nganjuk tersebut sempat viral setelah sejumlah pengunjung melakukan tindakan yang merugikan pihak lain, termasuk keluhan pihak penyewa minimarket tempat para peserta beristirahat. Salah satu pengisi acara, Irenne Ghea, mengeluhkan masalah pada mobilnya akibat tergores selama acara. Sementara itu, seorang karyawan minimarket melaporkan kerugian sebesar Rp4 juta akibat banyaknya peserta yang memenuhi lokasi, menjadikan lorong minimarket kotor.
Di balik insiden tersebut, sejarah panjang motor Honda CB dan loyalitas komunitasnya patut dicermati. Honda CB pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1970-1971 dan sejak saat itu telah mengalami berbagai transformasi. Dipercaya bahwa nama CB merupakan singkatan dari Commuter Bike atau City Bike, motor ini diciptakan dengan tujuan memenuhi kebutuhan transportasi harian dengan gaya yang sporty.
Motor CB yang pertama kali diluncurkan di Indonesia adalah CB 100, sedangkan di Amerika Serikat, Honda lebih memasarkan CB 750. Dengan mesin tegak berkapasitas 99 cc, motor ini mampu menghasilkan tenaga hingga 11,5 hp dan memiliki kecepatan maksimum mencapai 110 km per jam. Desain klasik dan performa yang handal menjadi daya tarik utama yang membuat motor ini masih digemari hingga saat ini.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang sejarah dan perkembangan motor Honda CB:
- Generasi Pertama: CB 100 K-0, dirilis dengan 3 pilihan warna: Candy Blue Green, Candy Ruby Red, dan Candy Gold.
- Evolusi Warna: Pada tahun 1971, CB 100 K-1 dirilis dengan kombinasi warna yang berbeda, termasuk Crystal Blue Metallic dan tetap menggunakan mesin yang sama.
- Versi Gelatik: Tahun 1972, CB 100 dikenal sebagai Gelatik dengan kombinasi warna unik dan menyisakan desain yang khas dan menarik.
- Perubahan Desain: Versi K-3 keluar pada tahun 1976, membawa perubahan pada kop mesin. Logo sayap digantikan dengan tulisan ‘Honda’.
- Inovasi dan Modifikasi: CB 100 K-5 yang dirilis tahun 1980 memiliki desain behel belakang berbentuk U yang banyak dimodifikasi menjadi motor trail.
Selama lebih dari 54 tahun eksistensinya di Indonesia, motor CB telah menjadi bagian dari budaya otomotif tanah air. Meskipun pelaku komunitas CB terkadang menimbulkan kontroversi, seperti kejadian di Nganjuk, loyalitas terhadap motor ini tetap kuat. Banyak penggemar yang tidak hanya mencintai performa, tetapi juga sejarah dan desain klasik yang diusung oleh Honda CB.
Kepopuleran motor ini mendorong terbentuknya komunitas-komunitas di berbagai daerah, yang tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi para penggemar untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman, namun juga sebagai kegiatan sosial yang perlu dijaga etikanya. Dengan demikian, meskipun kejadian di Nganjuk menunjukkan sisi problematis, hubungan antara Honda CB dan komunitasnya tetap relevan dalam konteks pengalaman berkendara dan pertemanan yang terjalin di antara para biker.