Ramai Mobil China Masuk Indonesia, BYD Tetap Tak Terusik!

Maraknya masuknya mobil-mobil asal China ke pasar Indonesia yang diperkirakan akan terjadi pada awal 2025 tidak mengimpact dominasi BYD di sektor kendaraan listrik. Hal ini disampaikan oleh Luther T. Panjaitan, Head of Marketing, PR & Government BYD Indonesia, yang menegaskan bahwa perusahaan tersebut saat ini menguasai pangsa pasar mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) sebesar 36%. Penjualan wholesales BYD tercatat mencapai 15.433 unit, menunjukkan posisi kuat mereka di industri otomotif Tanah Air.

Luther menambahkan bahwa banyaknya merek asal China yang memasuki pasar Indonesia memberikan beragam pilihan kendaraan elektrifikasi bagi konsumen, mulai dari hybrid electric vehicle (HEV) hingga plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). “Kami percaya bahwa semakin banyak pemain EV yang masuk akan memberikan kontribusi positif kepada industri kendaraan hijau,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Berbagai merek otomotif asal China yang susul menyusul meramaikan pasar Indonesia, antara lain Jaecoo, Maxus, Geely, dan Jetour. Merek-merek ini berkomitmen untuk berinvestasi dan memproduksi kendaraan secara lokal di Indonesia, bergabung dengan nama-nama yang sudah lebih dahulu dikenal seperti Wuling, Chery, Aion, Neta, GWM, dan BAIC. Kehadiran mereka pasti akan meningkatkan opsi bagi konsumen, yang mendambakan variasi model dan fitur kendaraan yang lebih inovatif.

Luther menjelaskan, “Semakin banyak opsi bagi masyarakat tentu semakin baik. Gairah untuk membeli kendaraan juga akan meningkat dengan adanya variasi model dan tipe-tipe yang lebih beragam.” Ia menggarisbawahi bahwa industri otomotif memainkan peran penting dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sehingga kompetisi yang positif akan semakin memperkuat sektor ini.

Data penjualan ritel BYD menunjukkan bahwa sepanjang Juli-Desember 2024, mereka telah menjual 13.964 unit kendaraan. Model yang paling diminati di pasar adalah multi-purpose vehicle (MPV) listrik BYD M6 dengan penjualan mencapai 6.125 unit. Diikuti oleh model sedan BYD Seal yang terjual sebanyak 4.829 unit, serta SUV BYD Atto 3 dengan penjualan 3.292 unit. Selain itu, model hatchback BYD Dolphin juga menarik perhatian pasar dengan penjualannya yang mencapai 1.187 unit.

Menariknya, BYD tidak hanya berfokus pada penjualan tetapi juga berinvestasi dalam infrastruktur produksi. Tahun ini, mereka sedang membangun pabrik dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun di Subang Smartpolitan, Jawa Barat. Pembangunan fasilitas ini diperkirakan akan selesai pada akhir 2025. Selain itu, BYD juga berkomitmen meluncurkan beberapa model kendaraan elektrifikasi terbaru tahun ini, termasuk peluncuran merek premium Denza D9 pada 22 Januari 2025.

Rencana ekspansi BYD tidak terbatas pada produksi saja; mereka juga berencana memperluas jaringan dealer di Indonesia hingga 80 dealer baru pada 2025. Tindakan ini menunjukkan kesiapan mereka untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif dan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang.

Dengan situasi pasar yang sedang berubah ini, BYD tampaknya berada di jalur yang baik untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin kendaraan listrik di Indonesia, meskipun tantangan dari pabrikan otomotif China yang lainnya kian mendekat.

Exit mobile version