Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut positif keputusan Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5,75%. Penurunan ini, yang disetujui dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 14 dan 15 Januari 2025, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pasar otomotif di Indonesia. Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengatakan bahwa langkah ini tidak hanya memberikan angin segar bagi industri otomotif, tetapi juga berpotensi untuk merangsang penjualan mobil, terutama yang dibeli melalui jalur kredit.
Dalam pandangan Jongkie, tujuan utama dari penurunan suku bunga adalah agar perusahaan pembiayaan dan perbankan turut menyesuaikan suku bunga mereka. Hal ini sangat penting karena mayoritas konsumen di Indonesia membeli kendaraan bermotor melalui kredit. "Kami menyambut baik dan mudah-mudahan suku bunga perbankan juga bisa segera turun, supaya pembelian melalui kredit atau leasing juga lebih terjangkau," ujar Jongkie.
Dalam satu tahun terakhir, industri otomotif di Indonesia menghadapi tantangan yang cukup signifikan. Meskipun penjualan mobil secara wholesales sebanyak 865.723 unit selama tahun 2024 menunjukkan penurunan 13,9% dibandingkan tahun sebelumnya, angka tersebut masih melampaui target penjualan Gaikindo yang telah direvisi menjadi 850.000 unit dari target awal 1,1 juta unit. Penjualan ritel juga mengalami penurunan sebesar 10,9% menjadi 889.680 unit, dari 998.059 unit pada tahun 2023.
Berikut beberapa tantangan yang dihadapi industri otomotif di Indonesia:
-
Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Pemerintah telah menaikkan PPN menjadi 12%, yang berpotensi meningkatkan harga jual mobil.
-
Pungutan Opsen Pajak oleh Pemerintah Daerah: Keputusan setiap Pemerintah Daerah (Pemda) dalam menerapkan atau menunda pungutan ini menjadi faktor yang dapat memengaruhi harga dan keputusan pembelian masyarakat.
- Fluktuasi Ekonomi: Dalam konteks ekonomi global yang tidak menentu, daya beli masyarakat juga dapat berkurang, yang berdampak pada penjualan mobil.
Jongkie juga menyoroti bahwa situasi ini menyimpan dilema. Dia berharap target penjualan mobil tembus 1 juta unit pada 2025 tetap dapat tercapai, namun tantangan yang ada dapat menghambat pencapaian tersebut. "Kita sih kalau bisa 1 juta dong, ya kan, kenapa tidak? Cuma kan ini masalah kenaikan PPN itu sudah pasti naik," katanya, menambahkan ketidakpastian mengenai respons Pemda terhadap kebijakan pajak.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga ini bertujuan untuk menjaga inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2025 dan 2026, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dia menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan strategi moneternya untuk menghadapi tantangan ekonomi dalam negeri.
Di tengah tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif, langkah Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga diharapkan dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan pasar otomotif, khususnya dalam memudahkan akses masyarakat untuk memiliki kendaraan. Dengan penurunan BI Rate, pengusaha otomotif optimis bahwa pasar otomotif Indonesia bisa mengalami pemulihan yang signifikan. Hal ini menciptakan harapan baru bagi sektor yang sangat bergantung pada kredit dan leasing, serta memberikan sinyal positif bagi perekonomian nasional.