Pemerintah diminta untuk memperhatikan kebutuhan pemudik yang akan menggunakan mobil listrik saat Idul Fitri 2025. Peningkatan jumlah pengguna kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) pada periode mudik Natal dan Tahun Baru 2024 menunjukkan adanya tren positif dalam penerimaan masyarakat terhadap mobil listrik di Indonesia.
National Project Manager dari Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV), Boyke Lakaseru, mengungkapkan bahwa kenaikan jumlah pemudik yang menggunakan mobil listrik sudah diprediksi sebelumnya. Ini adalah tanda bahwa kekhawatiran masyarakat tentang perjalanan jauh dengan menggunakan mobil listrik semakin berkurang. Sebab, saat ini telah banyak tersedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai lokasi, termasuk di rest area dan tempat-tempat wisata.
“Artinya, masyarakat kini semakin percaya diri dalam menggunakan mobil listrik untuk perjalanan jauh. Dukungan infrastruktur seperti SPKLU yang semakin banyak dan mudah diakses menjadi faktor penting dalam meningkatkan penggunaan kendaraan listrik di kalangan pemudik,” ungkap Boyke.
Namun, sebagai persiapan untuk mudik Lebaran 2025, Boyke menekankan bahwa penting bagi pemerintah untuk memperkuat infrastruktur yang ada. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
Jumlah SPKLU: Meningkatkan jumlah SPKLU di sepanjang jalur mudik dan destinasi wisata menjadi sangat penting untuk memastikan semua pengguna kendaraan listrik dapat mengisi daya selama perjalanan mereka.
Keandalan Teknologi Pengisian Daya: Memastikan teknologi pengisian daya baterai berfungsi dengan baik dan siap digunakan oleh masyarakat untuk kelancaran perjalanan.
Sistem Pengaturan Antrian: Mengatur sistem antrian di SPKLU agar pengguna kendaraan listrik tidak mengalami kendala saat ingin mengisi daya, sehingga pengalaman berkendara menjadi lebih nyaman.
- Kolaborasi Lintas Sektor: Membangun koordinasi yang erat antara lembaga pemerintah, BUMN, sektor swasta, dan komunitas untuk menjamin kelancaran proses mudik.
Boyke juga menjelaskan bahwa suksesnya periode mudik seperti Nataru dan Lebaran tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak. Ia menegaskan bahwa koordinasi harus dilakukan antara semua pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan pemudik, mulai dari ketersediaan SPKLU hingga pengaturan lalu lintas.
“Setiap ada momen besar seperti mudik Nataru atau Lebaran, selalu ada kolaborasi yang erat yang menjaga kelancaran transportasi. Kesiapan infrastruktur, pengaturan lalu lintas, hingga dukungan teknis lainnya adalah kunci utama,” jelasnya.
Dengan meningkatnya minat terhadap kendaraan listrik dan dukungan infrastruktur yang semakin baik, momen mudik Lebaran 2025 diharapkan dapat menjadi langkah awal yang nyata bagi Indonesia dalam mendukung transisi menuju energi berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempromosikan penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan.
Momen-momen ini tidak hanya menunjukkan kesiapan masyarakat dan pemerintah, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, yang diharapkan akan semakin mendukung gaya hidup berkelanjutan. Pemerintah, diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan mobil listrik dapat menjadi pilihan utama bagi masyarakat saat mudik, khususnya di momen penting seperti Idul Fitri mendatang.