PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menunjukkan optimisme yang kuat dalam meningkatkan kinerja ekspor, terutama melalui pengembangan produk elektrifikasi menjelang tahun 2025. Pada tahun 2024, TMMIN berhasil mengekspor sebanyak 110.714 unit kendaraan ke berbagai negara. Meskipun mengalami penurunan sebesar 5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian tersebut tetap menjadi bukti keberhasilan TMMIN dalam mempertahankan posisinya sebagai salah satu kontributor utama dalam industri otomotif nasional.
Presiden Direktur TMMIN, Nandi Julyanto, menegaskan bahwa komitmen perusahaan untuk meningkatkan kinerja ekspor tidak terlepas dari kontribusi anak bangsa yang terlibat dalam berbagai rantai pasok, termasuk industri kecil dan menengah (IKM). “Dihadapkan pada dinamika ekonomi global, Toyota Indonesia akan terus bekerja sama dengan seluruh rantai pasok untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global,” ungkap Nandi pada Kamis (30/1/2025).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), TMMIN mencatat total ekspor sebesar 276.089 unit kendaraan T-brand sepanjang tahun 2024. Angka ini mencerminkan dedikasi Toyota dalam memenuhi kebutuhan pasar global yang semakin kompetitif. Dalam lima tahun terakhir, mulai dari tahun 2019 hingga 2024, TMMIN berkontribusi sekitar 61% dari total ekspor kendaraan Completely Built Up (CBU) Indonesia.
TMMIN tidak hanya mengekspor kendaraan utuh, tetapi juga kendaraan dalam bentuk terurai (Completely Knocked Down atau CKD), mesin, komponen, dan alat pendukung produksi. Keberhasilan ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang memberikan insentif, termasuk diskon Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPNBM DTP) sebesar 3% untuk mobil hybrid yang diproduksi di dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat mempertahankan kinerja industri otomotif nasional dan berkontribusi positif bagi neraca perdagangan.
Permintaan untuk produk kendaraan elektrifikasi buatan dalam negeri, seperti Kijang Innova Zenix (HEV) dan Yaris Cross (HEV), juga menunjukkan peningkatan signifikan. Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, mengungkapkan bahwa kedua varian ini semakin diminati di pasar internasional, khususnya di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
“Minat yang tinggi terhadap kendaraan elektrifikasi menggambarkan kesadaran global akan isu perubahan iklim. Kami percaya bahwa industri otomotif nasional harus berada di garis depan dalam menciptakan ekosistem kendaraan elektrifikasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” jelas Bob. TMMIN berkomitmen untuk mendukung target Pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Dalam upaya memenuhi permintaan pasar yang beragam, TMMIN mengadopsi strategi multi-pathway dengan menawarkan berbagai opsi teknologi kendaraan, termasuk Internal Combustion Engine (ICE) yang ramah lingkungan, Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV), hingga penggunaan bahan bakar terbarukan.
Selain itu, model-model seperti Veloz dan Fortuner juga menjadi bagian dari kontribusi ekspor TMMIN, menciptakan performa yang terus mendukung keberhasilan perusahaan di kancah global. Dengan pendekatan berkelanjutan dan inovatif, TMMIN siap menghadapi tantangan di masa depan dan berambisi untuk menjadi pemimpin dalam industri otomotif dengan produk-produk yang mendukung transisi menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan efisien.