Produsen mobil asal Tiongkok, Neta, baru saja mendapatkan suntikan dana segar sebesar 6 miliar yuan atau sekitar Rp12,75 triliun. Pendanaan ini datang tepat waktu untuk membantu perusahaan yang sempat terpuruk akibat berbagai tantangan operasional dan finansial yang dihadapinya sepanjang tahun 2024.
Kondisi keuangan Neta sebelumnya memprihatinkan, dengan laporan yang menunjukkan pemotongan gaji karyawan dan keterlambatan dalam pembayaran gaji. Pada bulan Oktober 2024, perusahaan ini bahkan gagal membayar gaji untuk bulan September. Situasi semakin memburuk ketika pada November, produksi di pabrik Tongxiang, yang memiliki kapasitas 200.000 unit per tahun, terpaksa dihentikan. Langkah drastis ini memaksa Fang Yunzhou, pendiri sekaligus ketua Neta, untuk mengambil alih jabatan CEO pada bulan Desember 2024 demi mengatasi krisis yang melanda.
Laporan penjualan juga mencatat penurunan drastis bagi Neta. Pada bulan Desember 2024, penjualan mobil domestik hanya mencapai 237 unit, turun mencapai 88,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk keseluruhan periode Januari hingga Desember 2024, total penjualan Neta tercatat mencapai 61.592 unit, menyusut 40,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Fang Yunzhou tetap optimis dan menargetkan margin keuntungan positif pada tahun 2025 dan profitabilitas pada tahun 2026.
Suntikan dana tersebut tidak hanya bertujuan untuk membayar gaji karyawan, tetapi juga untuk melanjutkan produksi kendaraan dan memperkuat posisi perusahaan di pasar internasional. Neta berencana untuk fokus memperluas pasar luar negeri, dengan target menggandakan penjualan pada tahun 2025 menjadi 60.000 unit. Di tahun 2024, perusahaan telah berhasil menjual 30.000 unit di luar negeri dan telah membangun lebih dari 180 saluran penjualan di sekitar 40 negara, termasuk di kawasan Asia Tenggara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Pendanaan terbaru ini melibatkan kerja sama dengan aset negara dan produsen baterai terbesar dunia, CATL. Sejak 2023, Neta telah menjalin kolaborasi dengan CATL, menjadi perusahaan pertama yang menggunakan sasis Bedrock CATL dan baterai Freevoy berbasis sodium untuk kendaraan PHEV. Hal ini menunjukkan upaya Neta untuk berinovasi dalam menghadapi tantangan di industri otomotif yang semakin kompetitif.
Untuk mengoptimalkan operasional, Neta tengah melakukan penyesuaian internal, termasuk penutupan beberapa toko fisik dan beralih ke jaringan diler. Pada 17 Januari 2025, perusahaan mengadakan konferensi dengan diler dan investor luar negeri, menegaskan komitmennya untuk fokus pada pasar internasional. Dengan suntikan dana yang baru diterima, Neta berharap dapat kembali berjalan di jalur yang tepat dan menghadapi tantangan pasar yang akan datang dengan lebih baik.
Dengan segala tantangan tersebut, Neta berupaya menjadikan tahun 2025 sebagai titik balik, memperkuat daya saing di pasar mobil listrik global dan memastikan keberlanjutan dalam produksi serta penjualan kendaraan.