
Seiring dengan semakin populernya kendaraan listrik (EV) di jalan raya Amerika Serikat, data terbaru menunjukkan bahwa biaya perawatan kendaraan ini mungkin lebih tinggi dari yang diperkirakan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh penyedia perangkat lunak manajemen tabrakan, Mitchell, jumlah klaim untuk kendaraan listrik baterai (BEV) meningkat sebesar 38% pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023. Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi pemilik kendaraan listrik terkait dengan biaya perbaikan yang cenderung lebih tinggi.
Studi tersebut menunjukkan bahwa kendaraan listrik kini menyumbang 2,71% dari semua klaim di AS, sedangkan di Kanada, angka ini sedikit lebih tinggi, mencapai 3,84%. Pertumbuhan ini mencerminkan adopsi EV yang pesat di seluruh wilayah Amerika Utara, dengan lebih dari 100 model EV yang tersedia di pasar AS dan 75 di Kanada.
Frekuensi klaim yang meningkat ini menunjukkan bahwa kendaraan listrik mengalami kecelakaan sama seringnya dengan kendaraan berbahan bakar fosil. Pada tahun 2024, total kerugian menjadi meningkat dari 8% menjadi 10,2%, mencerminkan tren yang sama dalam peningkatan klaim. Merek Tesla mencatat dominasi di statistik ini, terutama model Model Y dan Model 3, yang masing-masing menyumbang 31,43% dan 29,86% dari total klaim perbaikan EV.
Dalam hal biaya perbaikan, perbedaan antara kendaraan listrik dan kendaraan pembakaran internal (ICE) cukup mencolok. Rata-rata biaya perbaikan bagi kendaraan listrik yang mengalami kecelakaan pada tahun 2024 mencapai sekitar Rp102.814.428 atau $6.236, meskipun angka ini mengalami penurunan 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, biaya perbaikan kendaraan ICE rata-rata berada di kisaran Rp83.572.548 atau $5.066.
Ketika membandingkan dengan model-model ICE yang lebih baru, biaya perbaikan mereka mendekati angka kendaraan listrik, mencapai Rp101.029.206 atau $6.127. Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas kendaraan ICE yang semakin meningkat berkontribusi pada biaya perbaikan yang lebih tinggi.
Satu aspek penting yang perlu dicatat adalah penurunan nilai kendaraan listrik yang lebih cepat dibandingkan kendaraan lainnya. Faktor-faktor seperti penurunan biaya produksi, usia kendaraan yang semakin tua, dan kekhawatiran konsumen terkait kesehatan baterai pada model bekas berkontribusi pada penurunan ini. Pada tahun 2024, nilai pasar rata-rata kerugian total untuk EV tercatat turun menjadi Rp549.805.428 atau $33.346 di AS, dan Rp662.611.134 atau $40.203 di Kanada.
Sehingga, para pemilik kendaraan listrik perlu mempertimbangkan realitas biaya perawatan yang lebih tinggi, meskipun mereka menikmati biaya operasional yang lebih rendah. Meskipun kendaraan listrik menawarkan banyak keuntungan, termasuk efisiensi energi dan pengurangan emisi, penting untuk memahami bahwa biaya terkait kepemilikan tidak hanya mencakup biaya awal dan penggunaan, tetapi juga nasib finansial di masa depan seiring meningkatnya tantangan dalam perawatan dan perbaikan.