Dalam beberapa tahun terakhir, kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) di Indonesia mengalami perubahan signifikan dalam hal harga. Menurut data yang diperoleh dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), harga LCGC kini telah menembus angka Rp200 juta, sebuah angka yang mungkin menjauhkan segmen mobil ini dari predikatnya sebagai kendaraan murah.
LCGC awalnya dirancang untuk menyediakan aksesibilitas bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan dengan harga terjangkau. Namun, pada awal tahun 2025, harga LCGC mulai bergerak naik dengan signifikan. Misalnya, Honda Brio Satya yang pada Desember 2024 dijual antara Rp167,9 juta hingga Rp253,1 juta, kini mengalami kenaikan harga yang cukup mencolok. Kenaikan ini terjadi pada beberapa tipe, di mana tipe S manual naik Rp2,5 juta, tipe E manual naik Rp2,7 juta, dan tipe E CVT matik meningkat hingga Rp4,2 juta.
Sekretaris Gaikindo, Kukuh Kumara, menjelaskan bahwa meskipun harga LCGC terus meningkat, setiap kenaikan harga harus mendapat izin dari Kementerian Perindustrian. Ia menyatakan, "Kenaikannya dijaga, dan itu ada hitungannya, dan dilaporkan ke Kemenperin untuk dapat approval, naiknya berapa. Karena mau nggak mau, ada biaya produksi yang naik, nilai tukar naik, harus ada penyesuaian."
Beberapa faktor penyebab kenaikan harga ini meliputi:
Kenaikan Biaya Produksi: Seiring dengan meningkatnya biaya material dan produksi, produsen terpaksa menyesuaikan harga jual agar tetap berkelanjutan.
Perubahan Kebijakan Pajak: Kebijakan baru seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang meningkat dari 11 persen menjadi 12 persen serta opsen pajak di daerah-daerah luar Jakarta berkontribusi pada kenaikan harga LCGC.
- Permintaan Masyarakat: Meskipun harga naik, LCGC tetap diminati oleh masyarakat. Data menunjukkan bahwa sekitar 70 persen pembeli mobil di Indonesia memilih kendaraan dengan harga Rp300 juta ke bawah.
Kukuh Kumara juga menekankan bahwa kendaraan ini bukan lagi kategori mobil mewah, melainkan menjadi alat transportasi sehari-hari yang banyak digunakan untuk mencari nafkah. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kelas menengah, ada potensi peningkatan daya beli masyarakat untuk kendaraan.
Kenaikan harga LCGC bisa jadi menjadi tantangan bagi pabrikan untuk tetap menarik minat konsumen yang dalam batasan kemampuan mereka. Masyarakat umumnya akan berhadapan dengan harga LCGC yang mungkin tadinya diakui sebagai alternatif terjangkau kini terasa semakin jauh dari harapan semula.
Dengan demikian, perkembangan harga mobil LCGC menjadi isu yang penting untuk diperhatikan, terutama bagi calon pembeli yang berharap untuk memiliki kendaraan di segmen harga yang lebih terjangkau. Sementara itu, produsen dan pemerintah diharapkan dapat menemukan solusi untuk menjaga aksesibilitas kendaraan tersebut agar tetap sesuai dengan harapan masyarakat.