Kisah Pilu: Beli Toyota Highlander Bekas Murah, Biaya Perbaikan Melonjak!

Membeli mobil bekas sering kali dianggap sebagai solusi cerdas untuk mendapatkan kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, di balik tawaran harga yang menggoda, pembeli harus berhati-hati terhadap biaya perbaikan yang mungkin muncul, yang bisa jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Hal ini dialami seorang pemilik Toyota Highlander bekas yang baru-baru ini mencuri perhatian publik.

Pemilik kendaraan tersebut membeli Toyota Highlander tahun 2001 seharga $8.000 atau sekitar Rp80 juta. Dengan odometer yang menunjukkan angka di atas 160.000 km, ia berharap hanya akan melakukan perbaikan ringan pasca pembelian. Akan tetapi, harapan tersebut segera sirna ketika ia merasakan ada yang aneh pada roda depan sebelah kiri, ditandai dengan getaran dan suara yang mengganggu. Sebagai pemilik yang bertanggung jawab, ia pun membawa mobilnya ke bengkel.

Dari sini, masalah mulai berkembang menjadi mimpi buruk. Estimasi perbaikan dari bengkel menghantarkan tagihan yang mencengangkan, yaitu $8.913 atau sekitar Rp143 juta. Daftar perbaikan yang direkomendasikan juga cukup panjang, mencakup penggantian shockbreaker dan strut di keempat roda—suatu tindakan yang biasanya tidak diperlukan jika hanya sebagian saja yang mengalami kerusakan. Misalnya, biaya pemasangan dan balancing ban mencapai $212,24 (sekitar Rp3,4 juta), dengan tawaran tambahan untuk ban baru seharga $611 (Rp9,8 juta).

Berikut adalah rinciannya:

  1. Pemasangan dan balancing ban – $212,24 (Rp3,4 juta)
  2. Ban baru – $611 (Rp9,8 juta)
  3. Paket perlindungan ban – $100 (Rp1,6 juta)
  4. Ganti rem belakang dan flush cairan rem – $1,158 (Rp18,6 juta)
  5. Servis membersihkan baki aki dan terminal – $89 (Rp1,4 juta)

Beberapa pengamat mempertanyakan keabsahan biaya yang ditetapkan bengkel, khususnya karena terdapat dua kali penghitungan untuk biaya spooring. Komentar dari berbagai pengguna di kolom diskusi menandakan bahwa mungkin bengkel tersebut hanya mengikuti prosedur standar dalam menawarkan perbaikan yang dianggap perlu, meskipun tidak jarang biaya yang ditawarkan terasa tidak masuk akal.

Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum membeli mobil bekas. Belanja mobil bekas bisa jadi menguntungkan, tetapi konsumen perlu lebih cermat dalam mengevaluasi kondisi kendaraan tersebut. Berikut adalah beberapa tips untuk meminimalisir risiko saat membeli mobil bekas:

Dalam kasus Toyota Highlander tersebut, meski mobil bekas dapat berfungsi baik, biaya perbaikan yang tidak terduga bisa membuat pengalaman membeli mobil menjadi sangat melelahkan. Pembeli harus siap dengan segala kemungkinan, termasuk pengeluaran yang jauh melebihi budget awal yang direncanakan. Hal ini juga menegaskan perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi risiko yang terkait dengan membeli mobil bekas.

Exit mobile version