Kinerja ekspor mobil listrik di Indonesia menunjukkan kelesuan yang mencolok meskipun permintaan global terhadap kendaraan listrik terus meningkat. Berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), selama periode Januari-November 2024, ekspor mobil listrik baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) mengalami penurunan drastis sebesar 40%. Dari 1.404 unit pada tahun lalu, angka ini melorot menjadi hanya 849 unit. Dalam konteks yang sama, ekspor mobil hibrida (Hybrid Electric Vehicle/HEV) meningkat signifikan, mencapai 16.721 unit, sebuah lonjakan 597% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hyundai dan Wuling menjadi pemain utama dalam pasar ekspor BEV, meskipun kontribusi mereka masih tergolong kecil. Hyundai hanya mengekspor satu unit model Kona ke Thailand, sementara Wuling berhasil mengekspor satu unit Airev ke Hong Kong dan beberapa model lainnya ke negara-negara seperti Papua Nugini dan India. Data ini menunjukkan bahwa meskipun produksi lokal mobil listrik bertambah, daya saingnya di pasar internasional masih perlu ditingkatkan.
Di tengah pergeseran tren industri, terutama terkait kemajuan teknologi kecerdasan buatan, perusahaan di seluruh dunia perlu menyesuaikan model bisnis mereka untuk tetap kompetitif. Menurut Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, transformasi yang signifikan telah terjadi akibat kehadiran AI generatif. AI kini diperkirakan memiliki dampak yang melebihi teknologi cloud dan internet dalam dunia bisnis, yang menjadikan perusahaan-perusahaan harus meninjau ulang strategi operasi dan keuangan mereka.
Enam tren transformasi bisnis di era AI menjelang 2025 antara lain:
- Automatisasi Proses: Peningkatan efisiensi melalui otomatisasi memungkinkan perusahaan mengurangi biaya operasional.
- Personalisasi Layanan: Dengan AI, perusahaan dapat memberikan pengalaman yang lebih dipersonalisasi kepada pelanggan, meningkatkan retensi dan loyalitas.
- Analitik Data yang Lebih Dalam: Analisis data yang didorong oleh AI membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan tepat waktu.
- Inovasi Produk dan Layanan Baru: Perusahaan dapat lebih mudah mengembangkan produk dan layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
- Pengurangan Kesenjangan Keterampilan: Meningkatkan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menghadapi tuntutan teknologi baru.
- Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial: Perusahaan semakin dituntut untuk menyediakan solusi yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial.
Sementara itu, di sektor infrastruktur, rencana pemerintah untuk membangun jalan tol sepanjang 17.865 kilometer pada periode 2025-2040 menunjukkan komitmen untuk mendukung mobilitas yang lebih baik di seluruh Indonesia. Hingga kini, panjang jalan tol yang sudah beroperasi mencapai 3.110 kilometer, dan proyek ini diharapkan dapat membantu perekonomian serta mendukung pengembangan wilayah.
Dari berbagai sektor yang mengalami dinamika, jelas bahwa meskipun pasar mobil listrik di Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam ekspor, tren teknologi seperti AI menawarkan peluang baru bagi perusahaan untuk berinovasi dan bersaing. Semua ini menunjukkan pentingnya adaptasi dan peningkatan daya saing, baik dalam produksi maupun kemampuan inovatif, agar bisa membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan cerdas.