Continuously Variable Transmission (CVT) atau transmisi variabel kontinu semakin populer digunakan pada kendaraan modern, khususnya motor matik. Jenis transmisi ini menawarkan keunggulan dalam efisiensi bahan bakar dan kenyamanan berkendara karena kemampuannya dalam mengubah rasio gigi secara terus-menerus tanpa jeda. Namun, seperti komponen lainnya, sistem CVT juga bisa mengalami keausan dan kerusakan seiring waktu. Oleh karena itu, penting bagi pemilik motor untuk mengetahui tanda-tanda bahwa CVT mereka sudah saatnya diganti.
Pertama, tarikan mesin yang terasa lemot sering kali menjadi tanda utama bahwa sistem CVT perlu perhatian. Jika Anda merasakan penurunan performa saat melakukan akselerasi, terutama dari posisi berhenti, besar kemungkinan komponen dalam CVT seperti roller atau V-belt sudah aus. Keausan pada komponen ini dapat menyebabkan motor kurang responsif, sehingga mengganggu pengalaman berkendara.
Kedua, kehadiran suara berisik dari area CVT juga menjadi indikasi penting. Suara berdecit, gemeretak, atau suara tidak wajar lainnya dapat menunjukkan adanya kerusakan pada komponen yang mendukung sistem transmisi. Suara aneh ini sering kali disertai getaran yang tidak biasa saat motor melaju, yang semakin mempertegas perlunya perawatan lebih lanjut.
Ketiga, jika motor Anda mulai bergetar berlebihan, terutama saat berakselerasi, ini merupakan sinyal bahwa ada masalah pada roller di dalam CVT. Getaran yang berlebihan tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara, tetapi juga bisa menandakan bahwa komponen tertentu perlu segera diganti agar kinerja motor tetap optimal.
Selain itu, akselerasi yang tersendat-sendat juga merupakan tanda lain yang sebaiknya diwaspadai. Jika Anda merasakan bahwa motor tidak mampu berakselerasi dengan baik, terutama di putaran mesin yang lebih rendah, ada kemungkinan kerusakan pada mangkuk kopling atau jalur roller yang tergerus.
Tahukah Anda bahwa munculnya bau gosong saat berkendara juga bisa menjadi sinyal kerusakan pada sistem CVT? Bau tidak sedap ini sering kali disebabkan oleh V-belt yang rusak atau terbakar. Menyadari aroma ini sejak dini akan membantu Anda untuk segera mengganti V-belt sebelum menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada komponen lainnya.
Kebocoran oli dari area CVT adalah tanda lain yang perlu dicermati. Kebocoran ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada seal atau komponen lain dalam sistem. Kebocoran oli berpotensi mengurangi pelumasan yang diperlukan dan, jika tidak segera diperbaiki, dapat merusak bagian-bagian vital lainnya di dalam sistem CVT.
Terakhir, jika motor Anda terasa berat dan kehilangan tenaga saat membawa beban berat atau ketika menaiki tanjakan, ini bisa menjadi indikator bahwa komponen seperti pulley atau roller mengalami keausan. Hal ini tentunya akan berdampak pada performa motor, terutama dalam situasi yang memerlukan tenaga ekstra.
Dengan memperhatikan tujuh tanda ini, yaitu tarikan mesin lemot, suara berisik, getaran berlebihan, akselerasi tersendat, bau gosong, kebocoran oli, dan performa menurun saat membawa beban berat, Anda dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem CVT. Masyarakat dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan di bengkel terpercaya agar dapat menjaga kinerja motor tetap optimal dan aman saat berkendara.