Hyundai Hentikan Produksi Ioniq 5 dan Kona, Tertekan Tarif Trump?

Hyundai Motor Co. mengumumkan penghentian sementara produksi mobil listrik Ioniq 5 dan Kona di pabrik utamanya di Ulsan, Korea Selatan, untuk periode 24 hingga 30 April 2025. Keputusan ini diambil seiring dengan penurunan permintaan dari pasar luar negeri, terutama di Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat, yang merupakan pasar ekspor utama bagi perusahaan. Menurut laporan dari kantor berita Yonhap, penurunan permintaan disebabkan oleh perubahan kebijakan insentif kendaraan listrik yang diberlakukan di beberapa negara, sehingga membuat Hyundai terpaksa menghentikan operasi di Lini 12 pabrik Ulsan tersebut.

Kondisi ini diperparah dengan keputusan beberapa negara, termasuk Kanada dan Jerman, untuk menghapus atau mengurangi subsidi bagi kendaraan listrik. Terlebih lagi, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah memberlakukan tarif tinggi yang dapat mempengaruhi harga dan daya saing produk Hyundai di pasar tersebut. Tarif yang dikenakan mencapai 25% untuk mobil dan truk ringan dari Korea Selatan dan mulai berlaku sejak 10 April 2025.

Situasi sulit ini tampaknya telah menyebabkan banyak produsen otomotif, termasuk Hyundai, untuk mencari solusi guna mempertahankan penjualan mereka. Beberapa langkah yang telah diambil oleh Hyundai meliputi tawaran pembiayaan tanpa bunga di pasar Amerika Utara serta bantuan uang muka di Jerman dan Inggris. Meskipun upaya ini telah dilakukan, namun hasilnya masih belum cukup signifikan untuk mengubah arah penjualan mereka.

Pemerintah Korea Selatan juga ikut mengambil langkah-langkah untuk meredam dampak dari kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh AS. Pada 9 April 2025, pemerintah mengumumkan serangkaian langkah darurat, termasuk penambahan dukungan pembiayaan untuk produsen otomotif dari 13 triliun won menjadi 15 triliun won (sekitar $10,18 miliar). Selain itu, pemerintah juga merencanakan pemotongan pajak pembelian mobil dari 5% menjadi 3,5% hingga Juni 2025, serta peningkatan subsidi untuk kendaraan listrik dari 20%–40% menjadi 30%–80%.

Berikut adalah beberapa data penting terkait langkah kebijakan pemerintah Korea Selatan dan dampaknya:

  1. Dukungan Finansial: Penambahan dukungan keuangan untuk produsen mobil dengan estimasi sebesar $10,18 miliar.
  2. Pemotongan Pajak: Kebijakan pemotongan pajak pembelian dari 5% menjadi 3,5% berlaku hingga Juni 2025.
  3. Subsidi Kendaraan Listrik: Peningkatan subsidi untuk kendaraan listrik, memperpanjang jangka waktu hingga akhir 2025.

Kebijakan tarif tinggi oleh pemerintah AS diprediksi akan menambah beban bagi industri otomotif Korea Selatan. Ini disebabkan oleh rendahnya proporsi produksi lokal kendaraan di AS, yang membuat produsen Korea berada pada posisi yang kurang menguntungkan. ESGRO 2025 bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Hyundai dan rekan-rekan mereka, dengan estimasi dampak yang sulit diprediksi secara pasti.

Dalam beberapa bulan terakhir, Hyundai juga mengalami perlambatan produksi serupa, di mana mereka menghentikan produksi model Ioniq 5 dan Kona selama lima hari pada Februari lalu. Langkah-langkah ini menggambarkan bagaimana perusahaan harus cepat beradaptasi dalam menghadapi tantangan pasar yang terus berubah dan kebijakan pemerintah yang baru.

Berita Terkait

Back to top button