Tesla Cybertruck meledak di luar Hotel Donald Trump di Las Vegas, Amerika Serikat, pada Rabu, 1 Desember 2025. Insiden tragis ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan tujuh lainnya mengalami luka-luka. Kejadian tersebut langsung menarik perhatian pihak berwenang, termasuk FBI, yang segera melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab ledakan yang mengejutkan ini.
Menurut laporan dari beberapa media, termasuk ABC News, The Boston Globe, dan Reuters, ledakan terjadi sekitar pukul 08.40 waktu setempat. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di tengah publik, terutama karena hanya berselisih beberapa jam setelah insiden truk yang menabrak kerumunan di New Orleans yang menyebabkan sepuluh orang tewas.
Elon Musk, CEO dan pendiri Tesla, memberikan tanggapan resmi terkait ledakan tersebut melalui akun media sosialnya. Ia menjelaskan bahwa hasil penyelidikan awal menunjukkan ledakan tidak berkaitan dengan teknologi yang ada di dalam Cybertruck. “Sekarang kami telah memastikan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh kembang api yang sangat besar, atau bom yang dibawa di dalam Cybertruck sewaan. Dan tidak ada hubungannya dengan kendaraan itu sendiri,” ujarnya.
Data telemetri yang diperoleh Tesla menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan komponen atau sistem dalam kendaraan. Ini memberikan kejelasan bahwa insiden ini lebih terkait dengan tindakan kriminal daripada kegagalan teknis pada produk Tesla.
Cybertruck pertama kali diperkenalkan ke publik pada 2019 dengan desain yang futuristis. Produksi massalnya sempat tertunda hingga akhir 2023, setelah sebelumnya ada banyak permintaan dari konsumen. Untuk pemesanannya, konsumen harus membayar uang muka sebesar 100 dolar. Seksi tampilan pikap ini menawarkan varian dengan penggerak empat roda dan tenaga maksimum mencapai 593 daya kuda.
Beberapa spesifikasi teknis dari Cybertruck menunjukkan bahwa kendaraan ini memiliki kemampuan akselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu yang sangat singkat, yakni 3,8 detik. Baterai lithium-ion yang digunakan diklaim mampu menempuh jarak hingga 500 kilometer, meskipun jarak tersebut dipengaruhi oleh penggunaan tenaga kendaraan.
Insiden ini memberikan dampak yang signifikan tidak hanya terhadap Tesla tetapi juga industri otomotif listrik secara keseluruhan, di mana perhatian dari publik dan analis pasar semakin meningkat terkait keamanan produk-produk yang ada di pasar. Akibat dari ledakan ini, diharapkan pihak berwenang dapat segera menemukan pelaku serta mengungkap detail lebih lanjut mengenai insiden tersebut.