Otomotif

Citroen Tantang Merek China: Siap Rebut Pasar Mobil Listrik RI!

Produsen mobil Prancis, Citroen, bersiap untuk memasuki persaingan pasar otomotif Indonesia, khususnya di segmen mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV). Dalam upayanya untuk merebut pangsa pasar yang saat ini didominasi oleh merek asal China, Citroen berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk berkualitas dengan harga yang bersaing.

CEO Citroen Indonesia, Tan Kim Piauw, mengungkapkan bahwa induk perusahaan, Stellantis, telah melakukan persiapan matang untuk bersaing dengan merek-merek China. “Kami melihat Stellantis sudah siap dengan hadirnya mobil baru dari China. Mereka sudah mempelajari pasar ini dan ini terlihat dari produk yang diluncurkan, baik dari segi kualitas, spesifikasi yang menarik, dan tentu saja, harga yang kompetitif,” ungkap Tan.

Salah satu langkah awal yang diambil Citroen adalah dengan meluncurkan model Citroen C3 MT, yang tersedia dalam dua opsi harga. Model ini ditawarkan dengan harga Rp189 juta untuk layanan bebas servis setahun dan Rp196 juta untuk layanan bebas servis empat tahun. Kedua harga ini sudah termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) 12% dan status OTR di Jakarta.

Citroen juga menunjukkan komitmennya untuk memproduksi lebih banyak model mobil listrik secara lokal, seiring dengan insentif pemerintah untuk kendaraan listrik. “Kami ingin berinovasi dan mengikuti program pemerintah, jadi kami akan memproduksi tidak hanya kendaraan bermesin bakar internal (ICE), tetapi juga berusaha untuk mendukung pertumbuhan model BEV,” tambah Tan.

Pengelolaan bisnis Citroen di Indonesia berada di bawah Indomobil Group melalui PT Indomobil National Distributor. Stellantis telah memberikan izin bagi perusahaan lokal ini untuk memproduksi berbagai model kendaraan, termasuk mobil listrik. “Kami sedang melakukan investasi untuk mengembangkan pabrik, yang penting untuk mendukung produksi, termasuk untuk merek Stellantis lainnya,” jelas Tan.

Citroen telah memulai produksi lokal untuk model E-C3 All Electric sejak Agustus 2024 di fasilitas National Assembler yang terletak di Cikampek, Jawa Barat. Dengan investasi awal sebesar Rp381 miliar, pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 6.000 unit per tahun untuk satu shift. Namun, jika beroperasi dua shift, kapasitasnya bisa meningkat hingga 12.000-15.000 unit per tahun.

Sebagai bagian dari strategi lokalisasi, Citroen juga berkomitmen untuk mencapai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar minimal 40%. “Saat ini, kami baru memiliki dua model BEV, di mana satu model, E-C3, diproduksi di Indonesia. Sementara model lain masih diimpor dalam bentuk Completely Built Up (CBU),” ungkap Tan.

Ke depannya, Citroen berencana untuk mengeksplorasi beberapa produk baru di pasar mobil listrik di tanah air. “Tahun depan kami akan melakukan studi lebih lanjut tentang beberapa produk baru, yang mungkin bisa kami sampaikan lebih lengkap di waktu mendatang,” pungkasnya.

Dengan langkah yang diambil Citroen, terlihat bahwa mereka tak main-main untuk bersaing dengan merek mobil listrik asal China. Inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan pilihan bagi konsumen Indonesia, tetapi juga diharapkan dapat memperkuat industri otomotif lokal yang berkembang pesat. Citroen jelas memiliki rencana jangka panjang untuk tidak hanya menjadi pemain dalam segmen mobil konvensional, tetapi juga memimpin dalam era kendaraan listrik di Indonesia.

Cung Media

Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button