
Pemerintah China, melalui Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT), baru-baru ini mengumumkan langkah penting untuk menertibkan pemasaran teknologi bantuan mengemudi (ADAS) oleh produsen mobil. Keputusan ini diambil untuk melindungi konsumen dari informasi yang menyesatkan saat memilih kendaraan dengan sistem mengemudi canggih.
Aturan baru tersebut secara tegas melarang penggunaan istilah populer seperti "smart driving," "autonomous driving," dan "intelligent driving." Istilah-istilah ini dianggap dapat menimbulkan kebingungan di kalangan konsumen, yang mungkin memiliki ekspektasi yang tidak sesuai dengan kemampuan sebenarnya dari teknologi tersebut. Untuk mengganti istilah tersebut, produsen kini diwajibkan untuk mencantumkan tingkat otonomi kendaraan mereka berdasarkan standar Society of Automotive Engineers (SAE), yang berkisar dari Level 0 (tidak ada otonomi) hingga Level 5 (sepenuhnya otonom).
Sebagian besar kendaraan yang saat ini beredar di pasar, termasuk teknologi Tesla Full Self-Driving, berada di Level 2. Hanya Mercedes-Benz Drive Pilot yang telah mencapai Level 3, yang menunjukkan kemampuan mengemudi semi-otonom yang lebih tinggi. Pengaturan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan transparansi bagi publik, sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang lebih sadar saat membeli kendaraan dengan fitur ADAS.
Selain perubahan terminologi, MIIT juga menetapkan beberapa aturan tambahan, antara lain:
Larangan fitur remote summon: Fitur ini, yang memungkinkan pengguna untuk menghidupkan atau memindahkan mobil dari jarak jauh, termasuk yang populer pada Tesla, dilarang.
Sistem pemantauan pengemudi yang tidak dapat dinonaktifkan: Produksi mobil diharuskan memiliki sistem pemantauan yang selalu aktif untuk memastikan pengemudi tetap fokus dan siap mengendalikan kendaraan.
- Tindakan otomatis: Jika sistem mendeteksi bahwa tangan pengemudi tidak terdeteksi selama lebih dari 60 detik, maka kendaraan akan secara otomatis memperlambat laju, menepi, atau menyalakan lampu hazard untuk memberi peringatan.
Langkah pengaturan ini muncul setelah insiden tragis yang melibatkan kendaraan Xiaomi SU7, yang menewaskan tiga orang. Kecelakaan tersebut terjadi hanya beberapa detik setelah pengemudi mengambil alih kendali dari sistem semi-otonom, menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperketat regulasi di sektor ini.
Selain itu, MIIT telah melarang pengujian publik untuk fitur-fitur ADAS baru yang dilakukan melalui pembaruan perangkat lunak (OTA) dan menyerukan pengurangan frekuensi update software tersebut. Keputusan ini mencerminkan perhatian yang mendalam dari pemerintah terhadap keselamatan jalan raya dan potensi risiko yang bisa ditimbulkan oleh teknologi yang belum sepenuhnya teruji.
Regulasi ini menunjukkan komitmen China untuk memastikan bahwa inovasi dalam teknologi otomotif berjalan seiring dengan perlindungan konsumen. Dengan memperketat aturan promosi dan pengujian, pemerintah berharap dapat mencegah kebingungan dan memastikan bahwa konsumen mendapatkan informasi yang jelas dan dapat diandalkan saat memilih kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi canggih.