Otomotif

Bule Bonceng Tiga Naik Ojol, Aksi Ciuman Viral di Atas Motor!

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan video viral yang menampilkan seorang pengemudi ojek online (ojol) yang membawa dua penumpang, termasuk seorang pria warga negara asing. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @instan.viral, tampak pasangan tersebut berciuman di atas sepeda motor yang mereka naiki tanpa mengenakan helm, di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, Bali. Aksi ini langsung menarik perhatian publik dan memicu beragam komentar dari netizen.

Sepeda motor merupakan kendaraan yang sangat populer di Indonesia. Banyak orang memilih motor sebagai alat transportasi sehari-hari untuk menghindari kemacetan dan karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan mobil. Namun, meskipun ada aturan yang mengatur jumlah penumpang yang diperbolehkan, masih saja terjadi pelanggaran. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), sepeda motor diizinkan membawa maksimal dua orang, yaitu pengemudi dan satu penumpang.

Adanya video ini menyoroti beberapa isu penting, antara lain:

  1. Pelanggaran Terhadap Aturan Keselamatan: Para penumpang dalam video tersebut tidak mengenakan helm, yang merupakan atribut keselamatan yang wajib digunakan saat berkendara. Helm berfungsi penting untuk melindungi kepala pengendara jika terjadi kecelakaan.

  2. Normalisasi Perilaku Tidak Senonoh: Berciuman di atas motor di tempat umum menjadi sorotan karena dianggap tidak pantas. Banyak pengguna jalan lain dan warganet memberikan komentar negatif atas tindakan tersebut, menganggapnya sebagai contoh perilaku kurang beretika.

  3. Tindakan Penegakan Hukum: Melanggar peraturan lalu lintas berpotensi membuat pengemudi ojol mendapatkan sanksi dari pihak berwenang. Menurut pasal 106 UU LLAJ, pengemudi yang membawa lebih dari satu penumpang dapat dikenakan tilang oleh pihak kepolisian.

Peristiwa ini menciptakan perdebatan di kalangan netizen. Banyak yang menyoroti pentingnya edukasi tentang keselamatan berkendara dan etika di ruang publik. Pengguna Twitter, misalnya, memberi tanggapan: "Kita harus menghargai keselamatan diri sendiri dan orang lain, bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk pengguna jalan lainnya."

Di sisi lain, fenomena serupa sering kali terjadi di daerah wisata seperti Bali yang merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Keterbukaan serta budaya yang berbeda kadang memunculkan perilaku yang dianggap biasa oleh turis, namun bisa membuat masyarakat lokal merasa risih. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana menegakkan norma dan aturan di kawasan yang menjadi magnet bagi pengunjung internasional.

Kejadian ini adalah pengingat bahwa meskipun kebebasan berekspresi dihargai, ada batasan yang perlu diperhatikan, terutama di ruang publik. Keselamatan dan kenyamanan bagi semua pengguna jalan adalah prioritas yang tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, peran masyarakat dan penegak hukum sangat penting untuk menjaga ketertiban dan menghormati norma yang berlaku.

Hendro Wijaya

Hendro Wijaya adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button