West Ham United secara resmi mengumumkan pemecatan Julen Lopetegui dari posisi pelatih kepala klub pada hari ini. Keputusan ini diambil setelah serangkaian hasil buruk yang tidak sejalan dengan harapan dan ambisi klub di paruh pertama musim 2024/2025. Dalam pernyataannya, West Ham menyatakan bahwa langkah ini diambil agar klub dapat kembali pada jalur yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja tim di bawah arahan Lopetegui selama musim ini tercatat mengecewakan. Dari 20 pertandingan liga yang dijalani, West Ham hanya berhasil meraih sembilan kekalahan, termasuk kekalahan telak 1-4 dari Manchester City pada Sabtu (4/1). Hasil buruk ini membuat West Ham terjerembab ke peringkat 14 klasemen sementara, hanya terpaut tujuh poin dari zona degradasi, yang jelas mencemaskan para penggemar dan manajemen klub.
Sebagai bentuk konsekuensi dari pemecatan Lopetegui, West Ham juga memberhentikan seluruh staf pelatihnya. Beberapa nama yang ikut dipecat antara lain asisten pelatih Pablo Sanz, kepala performa Oscar Caro, kepala analis Juan Vicente Peinado, pelatih kebugaran Borja De Alba, serta pelatih teknik Edu Rubio. Langkah ini mencerminkan tekad klub untuk melakukan perombakan menyeluruh demi meningkatkan performa tim.
Dalam pencarian pelatih baru, West Ham disebut-sebut telah melakukan pembicaraan dengan beberapa calon potensial. Salah satunya adalah Graham Potter, mantan manajer Chelsea dan Brighton. Selain itu, klub juga mengincar Paulo Fonseca yang pernah menjabat sebagai pelatih AC Milan serta Christophe Galtier yang saat ini melatih klub Arab Saudi, Al Duhail.
Laga mendatang yang akan dihadapi West Ham adalah putaran ketiga Piala FA melawan Aston Villa pada Jumat (10/1). Pertandingan ini akan menjadi kesempatan bagi klub untuk mendapatkan momentum positif setelah periode sulit yang telah dilalui. Keberhasilan dalam ajang piala ini akan menjadi penting bagi West Ham untuk mengembalikan kepercayaan diri tim dan fanbase.
Dengan pemecatan Lopetegui, West Ham kini berada di persimpangan jalan, dan keputusan berikutnya mengenai kepemimpinan tim akan sangat mempengaruhi langkah mereka di sisa musim. Menyusul perubahan penting ini, fokus tim adalah bangkit dari hasil buruk dengan harapan mencapai performa yang lebih baik di sisa kompetisi.
