Dalam beberapa pekan terakhir, jadwal kompetisi sepak bola di Inggris menjadi sorotan utama, terutama di tengah kekhawatiran akan kelelahan pemain akibat padatnya pertandingan. Pemain tengah Manchester City, Rodrigo Hernandez, yang baru saja meraih penghargaan Balon d’Or 2024, mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap tekanan jadwal yang membuatnya harus bermain hingga 75 kali dalam satu musim—artinya, rata-rata bermain setiap empat hari.
Jadwal yang tidak merata, terutama selama periode Natal hingga awal tahun baru, menjadi perhatian utama. Pemain seringkali hanya memiliki waktu istirahat tiga hari sebelum harus kembali ke lapangan. Kondisi ini memicu risiko cedera, sebuah isu yang kini menjadi nyata bagi Rodri, yang harus menjalani pemulihan setelah mengalami cedera parah akibat kelelahan. Kehilangan Rodri amat berdampak bagi Manchester City, yang saat ini menghadapi rekor terburuk di bawah asuhan Pep Guardiola dengan enam kekalahan dalam setengah musim.
Padatnya jadwal tidak hanya dirasakan oleh Manchester City, namun juga oleh tim-tim lain di Liga Primer Inggris. Arsenal, misalnya, kini merasa dampak dari cedera yang dialami Gabriel Jesus, yang menambah krisis penyerang di tim mereka. Pelatih Mikel Arteta berada di bawah tekanan untuk menemukan solusi, terutama saat menjamu Aston Villa yang tengah dalam performa baik. Di sisi lain, Villa memiliki penyerang berbahaya seperti Ollie Watkins, yang selalu bisa memberikan kejutan kepada lawan.
Sementara itu, Manchester United, yang ditangani oleh Ruben Amorim, menyaksikan komitmen tinggi dari para pemainnya. Terbukti saat mereka mampu membalikkan keadaan menjadi 3-1 melawan Southampton, berkat performa gemilang Amad Diallo yang mencetak hattrick. Dengan jadwal yang terus menyusut namun bertambah padat, setiap pertandingan menjadi krusial bagi United untuk mengamankan posisi mereka di papan atas.
Analis sepak bola menekankan bahwa para pemain tak bisa menolak untuk bermain meskipun mereka menikmati gaji yang sangat menggiurkan. Misalnya, pemain dengan gaji mingguan lebih dari 300 ribu poundsterling menghadapi realitas bahwa cedera bukan hanya berdampak pada performa mereka di lapangan tetapi juga pada penurunan penghasilan ketika terpaksa absen.
Gelombang pertandingan dalam periode ini menjadi tantangan berat bagi semua tim, dan inilah yang menjadi fokus pelatih dalam menjaga kondisi fisik dan mental pemain. Tak jarang mereka harus melakukan rotasi pemain, namun ini adalah opsi yang menuntut kedalaman skuad yang memadai.
Dalam kacamata kompetisi, tim-tim seperti Arsenal dan Manchester United diharapkan untuk tidak kehilangan momentum dan tetap berjuang untuk meraih poin maksimal di setiap laga. Menghadapi lawan-lawan yang beragam, setiap pertandingan menjadi peluang bagi mereka untuk membuktikan bahwa meskipun dihadapkan pada jadwal yang melelahkan, mereka masih dapat bersaing di level tertinggi.
Melihat ke depan, tantangan tidak akan mereda, dan persaingan di Liga Primer Inggris akan terus menarik perhatian para penggemar sepak bola di seluruh dunia.
