Keuangan

Ngekor Bursa Asia, IHSG Dapatkan Cuan Berlimpah di Awal Tahun!

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan performa yang menggembirakan pada awal tahun 2025 ini. Pada perdagangan Kamis sore, IHSG ditutup menguat 83,30 poin atau 1,18 persen, mencapai level 7.163,20. Peningkatan ini berlangsung di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia yang umumnya tertekan oleh berbagai faktor ekonomi global.

Kondisi ini mencerminkan optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan pasar saham domestik. Sementara sebagian bursa di Asia mengalami pergerakan negatif, seperti indeks Nikkei yang melemah 386,62 poin dan indeks Shanghai yang turun 89,20 poin, IHSG tetap berada di zona positif. Hal ini menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kinerja bursa Indonesia dan bursa regional lainnya.

Menurut analisis Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fluktuasi pasar saat ini. Pertama, kebijakan ekonomi dari Amerika Serikat yang mengusung prinsip “America First” diyakini akan mendongkrak pertumbuhan dan inflasi di AS, sehingga memberikan dampak langsung terhadap nilai tukar dolar AS. Ini berpotensi membatasi ruang bagi bank sentral di Asia untuk memangkas suku bunga, yang pada gilirannya memengaruhi keputusan investasi di kawasan ini.

Para investor saat ini lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan dengan aliran kas yang kuat dan neraca yang sehat. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian yang ditimbulkan oleh suku bunga yang diharapkan akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama serta penyesuaian terhadap kebijakan tarif perdagangan baru di AS.

Berdasarkan indikator sektoral, lima sektor saham mengalami penguatan yang signifikan. Sektor barang baku menjadi pemimpin dengan kenaikan 1,68 persen, diikuti oleh sektor energi dengan 1,38 persen dan sektor teknologi yang menguat 1,28 persen. Meskipun demikian, ada enam sektor yang melemah, di antaranya sektor barang konsumen primer yang turun 1,62 persen.

Frekuensi perdagangan menunjukkan bahwa terjadi 1.089.000 transaksi dengan 19,31 miliar lembar saham yang diperdagangkan senilai Rp9,01 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 338 saham mengalami kenaikan, sedangkan 279 saham mengalami penurunan, dan 330 lainnya tidak bergerak. Beberapa saham yang mencatatkan penguatan tertinggi termasuk PSDN, INET, dan KEJU, sementara MFIN dan SSIA menjadi saham yang mengalami penurunan paling signifikan.

Dengan data PMI yang menunjukkan pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia, investor berharap momentum positif ini dapat dipertahankan, terutama di tengah tantangan yang dihadapi oleh pasar saham di kawasan Asia. Performans IHSG yang solid pada awal tahun ini menandakan potensi yang cerah bagi pasar modal Indonesia, meskipun harus tetap waspada terhadap dinamika global yang bisa mempengaruhi keputusan investasi di masa mendatang.

Cung Media

Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button