Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan di awal perdagangan pada hari Jumat, 27 Desember 2024, dengan dibuka pada level 7.065,74. Setelah empat menit perdagangan, IHSG mencatatkan kenaikan 24 poin atau 0,34 persen menjadi 7.089,96. Kenaikan ini merupakan respons dari penguatan mayoritas bursa saham di kawasan Asia dan global yang terjadi sebelumnya.
Data perdagangan menunjukkan bahwa sebanyak 244 saham mengalami penguatan pada pagi hari ini, sementara 99 saham lainnya mengalami pelemahan dan 220 saham stagnan. Total volume saham yang diperdagangkan mencapai 623,649 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp332,79 miliar. Beberapa emiten besar berkontribusi terhadap kenaikan ini, menunjukkan adanya kepercayaan pasar yang cukup positif meskipun terdapat tantangan di sekitar.
IHSG juga mendapat dorongan dari kinerja bursa saham regional Asia, di mana indeks Nikkei mencatatkan penguatan 388,76 poin atau 0,98 persen ke level 39.956,82. Di sisi lain, indeks Shanghai mengalami penurunan sebesar 3,28 poin atau 0,10 persen menjadi 3.394,80. Indeks Kuala Lumpur juga menguat dengan kenaikan 11,79 poin atau 0,73 persen menjadi 1.625,49, sedangkan indeks Straits Times mencatatkan kenaikan 14,10 poin atau 0,37 persen ke posisi 3.775,55.
Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas mengungkapkan bahwa IHSG masih berharap akan terjadinya window dressing di akhir tahun dan berusaha untuk terus membentuk tren bullish. “IHSG diharapkan dapat mempertahankan momentum ini menjelang akhir 2024,” ujar mereka. Namun, meskipun hari perdagangan cukup singkat menjelang pergantian tahun, pelaku pasar nampak kurang bergairah untuk aktif berinvestasi, yang menandakan adanya kehati-hatian di kalangan investor.
Kondisi ini dipengaruhi oleh sentimen global yang minim, yang menjadi tantangan bagi IHSG untuk dapat bangkit lebih lanjut. Berbagai data ekonomi yang keluar dari negara-negara besar cenderung menunjukkan ketidakpastian, sehingga mempengaruhi aliran dana masuk ke pasar modal Indonesia. Investor tetap memantau perkembangan dari bursa global yang dapat berdampak pada keputusan investasi mereka.
Penting untuk dicatat bahwa keberadaan tren penguatan ini terjadi di tengah volatilitas pasar yang lebih luas. Bursa saham Indonesia memerlukan sentimen positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk menjaga momentum pertumbuhan. Akhir bulan Desember sering menjadi perhatian investor karena biasanya ada kegiatan window dressing, di mana manajer investasi seringkali meningkatkan nilai portofolio untuk penutupan tahun, sehingga menciptakan optimisme di pasar.
Dengan melihat perkembangan IHSG saat ini dan pengaruh dari pasar Asia, investor diminta untuk tetap waspada dan cermat dalam mengambil keputusan. Meskipun ada tren positif, ketidakpastian dari luar dan komentar pasar domestik menunjukkan bahwa situasi bisa berubah dengan cepat. Pelaku pasar diharapkan terus mengikuti berita dan analisis terbaru untuk mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi, terutama dalam menghadapi tahun baru perdagangan yang baru.