Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan signifikan jumlah penumpang angkutan udara domestik di Indonesia pada November 2024. Total penumpang mencapai 4,9 juta orang, mengalami penurunan sebesar 7,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor, termasuk musim permintaan yang rendah dan bencana alam yang mengguncang wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyatakan bahwa bencana erupsi Gunung Lewotobi yang terjadi di Flores, Nusa Tenggara Timur, menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya operasional bandara. "Kejadian ini menyebabkan beberapa bandara berhenti beroperasi selama beberapa hari," tutur Pudji dalam pernyataannya pada Kamis, 2 Januari 2025. Dampak erupsi vulkanik ini tak hanya mempengaruhi jumlah penumpang, tetapi juga menyebabkan gangguan dalam jaringan penerbangan domestik.
Meskipun mengalami penurunan pada bulan November, jumlah penumpang angkutan udara domestik selama periode Januari hingga November 2024 tercatat mencapai 57,7 juta orang, meningkat sebesar 1,25 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara untuk angkutan udara internasional, jumlah penumpang mencapai 1,6 juta orang, turun 6,35 persen dibanding bulan sebelumnya, tetapi secara kumulatif jumlah penumpang internasional mengalami kenaikan 21,86 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2023.
Berikut adalah faktor penyebab penurunan jumlah penumpang pesawat:
- Bencana Alam: Erupsi Gunung Lewotobi mengakibatkan beberapa bandara tidak dapat beroperasi, menyulitkan akses bagi penumpang.
- Low Season: November sering kali merupakan bulan dengan permintaan rendah untuk perjalanan udara di Indonesia.
- Penutupan Bandara: Penghentian operasional beberapa bandara selama bencana menjadi faktor langsung yang memengaruhi jumlah penumpang.
Di sektor transportasi lain, BPS juga mencatat penurunan jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatra. Total penumpang kereta pada November 2024 mencapai 42,6 juta orang, turun 6,39 persen dibanding bulan lalu. Penurunan ini dipicu oleh sedikitnya hari kerja dan cuti serentak akibat Pilkada yang mengurangi aktivitas masyarakat.
Meskipun terdapat penurunan sementara, pencapaian kumulatif dalam angkutan udara dan kereta api selama tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang positif dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menjadi sinyal bahwa sektor transportasi di Indonesia masih memiliki potensi untuk rebound setelah gangguan yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti bencana alam. Meski tantangan ada di depan, langkah-langkah mitigasi dan perbaikan operasional bandara diharapkan dapat meningkatkan kembali mobilitas penumpang di masa mendatang.