Tidur berkualitas dan kesehatan seksual adalah dua aspek yang selama ini dianggap terpisah, namun ternyata memiliki hubungan yang erat. Menurut Dr. Phyllis Zee, kepala kedokteran tidur di Feinberg School of Medicine, Northwestern University, kebiasaan tidur yang buruk dapat menurunkan dorongan seksual, baik pada pria maupun perempuan. Kualitas tidur yang terganggu mengakibatkan kadar hormon seks seperti testosteron berkurang, yang berperan besar dalam meningkatkan libido.
Data menunjukkan bahwa perempuan di atas 50 tahun yang tidur kurang dari tujuh hingga delapan jam per malam cenderung lebih sedikit melaporkan aktif secara seksual dibandingkan perempuan yang tidur lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Menopause Society pada 2017 mencatat, perempuan berusia lebih dari 70 tahun yang tidur kurang dari lima jam semalam mempunyai risiko 30% lebih kecil untuk aktif secara seksual dibandingkan mereka yang tidur cukup.
Riset pada tahun 2021 menunjukkan bahwa pria yang kekurangan tidur memiliki tingkat testosteron yang lebih rendah, dan studi lain menemukan bahwa gangguan tidur meningkatkan kadar hormon stres kortisol. Oleh karena itu, perhatian terhadap kualitas tidur menjadi penting untuk menjaga kesehatan seksual.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur yang secara langsung berpengaruh pada kesehatan seksual:
Atur Lingkungan Tidur: Jaga agar kamar tidur tetap sejuk dan gelap serta bebas dari gangguan seperti cahaya biru dari gadget.
Waktu Tidur yang Konsisten: Usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari untuk meningkatkan ritme sirkadian.
Relaksasi sebelum Tidur: Pertimbangkan aktivitas relaksasi seperti yoga, meditasi, atau mandi hangat untuk menenangkan pikiran sebelum tidur.
Hindari Makanan Berat: Jangan makan atau minum alkohol dalam waktu dekat sebelum tidur, karena hal ini dapat mengganggu kualitas tidur.
- Perhatikan Kesehatan Mental: Luangkan waktu untuk menenangkan pikiran agar dapat tidur lebih nyenyak.
Penting juga untuk dicatat bahwa kualitas tidur yang baik dapat memperbaiki pengalaman seksual. Seks tidak hanya dianggap sebagai kebutuhan biologis, tetapi juga bisa menjadi cara untuk mendorong tidur yang lebih baik. Orgasme melepaskan hormon yang memfasilitasi tidur, meningkatkan kualitas istirahat.
Gangguan tidur, seperti apnea tidur obstruktif, juga bisa mengganggu kehidupan seksual. Gejala-gejala seperti mendengkur, berkeringat di malam hari, dan sakit kepala di pagi hari patut dicurigai sebagai gangguan tidur yang perlu ditangani. Penanganan terhadap masalah tidur ini dapat membantu mengembalikan keseimbangan hormonal dan meningkatkan kesehatan seksual.
Maka dari itu, menjaga kualitas tidur tidak hanya penting untuk kesehatan fisik dan psikologis, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada dinamika kehidupan seksual. Tidur yang baik dan kehidupan seksual yang sehat adalah proses saling menguntungkan yang seharusnya menjadi fokus bersama dalam suatu hubungan.