Kesehatan

Mengubah Persepsi Kecantikan: Penuaan Tak Harus Menjadi Akhir

Persepsi kecantikan sering kali terbatasi oleh pandangan masyarakat yang menganggap bahwa keindahan berakhir dengan dimulainya penuaan. Banyak dari kita diajarkan bahwa masa muda adalah puncak estetika, sehingga saat tanda-tanda penuaan mulai muncul, perilaku untuk melawan atau menyembunyikannya menjadi norma. Namun, ada pandangan baru yang mengajak untuk merayakan penuaan sebagai bagian dari kehidupan yang berharga.

Emilia Achmadi, Chief Scientist Officer Duvaderm, mendorong masyarakat untuk mengadopsi filosofi Timeless Beauty, yang menekankan pentingnya merangkul setiap fase kehidupan. Dalam acara peluncuran Ageless Peptide Serum di Jakarta pada 23 Januari, Emilia menjelaskan, "Kecantikan bukanlah satu titik dalam waktu, melainkan perjalanan yang terus berkembang." Setiap fase dalam kehidupan seharusnya dipandang sebagai kesempatan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita.

Banyak wanita sering melihat penuaan sebagai masalah yang harus diatasi, bukan perjalanan yang perlu diterima. Hal ini bisa memicu rasa tidak puas dan bahkan penolakan terhadap diri sendiri. Emilia menggarisbawahi bahwa setiap kerutan yang muncul adalah tanda pengalaman dan keaslian, bukan tanda kelemahan. Menurutnya, figur publik seperti Sophia Latjuba dan Nadia Hutagalung, serta Kris Jenner dan Andie MacDowell, memperlihatkan bahwa kecantikan dapat tampil dalam berbagai bentuk.

Emilia menjelaskan, "Satu sisi menampilkan kecantikan yang halus dan youthful, sementara sisi lainnya menunjukkan kecantikan alami, dengan rambut abu-abu dan kerutan." Dengan demikian, kedua representasi tersebut sama-sama sah dalam mendefinisikan kecantikan. Ini menunjukkan bahwa penuaan tidak perlu dipandang sebagai sesuatu yang negatif, melainkan sebagai berkah untuk belajar dan tumbuh.

Dalam konteks ini, Emilia mengajak semua orang untuk menghentikan rasa takut dan mulai merayakan berbagai bentuk kecantikan, baik yang diolah maupun yang alami. "Kita tidak perlu mengikuti arus. Kita bisa menciptakan gelombang baru," tambahnya. Melalui produk baru yang diluncurkan, yakni Ageless Peptide Serum, dirinya ingin membantu individu merangkul kecantikan di setiap tahap kehidupan.

Ageless Peptide Serum mengandung 225 rice-derived peptides, yang merupakan inovasi yang belum pernah ada sebelumnya. Peptida terdiri dari asam amino yang merangsang produksi kolagen, sehingga menjadikan kulit lebih kencang, elastis, dan bercahaya. Emilia menekankan pentingnya bahan baku yang sederhana namun bermanfaat; lebih dari 90% peptida ini berasal dari beras, yang selama ini telah dikenal dalam tradisi kecantikan.

Di tengah masyarakat yang terobsesi dengan penampilan muda, pandangan Timeless Beauty menawarkan pelajaran penting. Ini menekankan bahwa kecantikan harus dilihat sebagai spektrum yang luas, mencakup berbagai bentuk dan usia. Penuaan bukanlah akhir dari perjalanan kecantikan, melainkan kesempatan untuk mengizinkan diri kita berkembang dan merayakan setiap momen yang ada. Dengan demikian, objektif untuk mencintai diri sendiri di setiap usia merupakan langkah penting dalam menulai pandangan baru tentang kecantikan.

Aditya Rahman

Aditya Rahman adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button