Mengompol di malam hari sering dianggap sebagai fase perkembangan yang normal bagi anak, terutama sebelum mereka menyelesaikan toilet training. Namun, orang tua harus waspada jika anak yang sebelumnya tidak mengalami masalah tersebut tiba-tiba kembali mengompol, terutama setelah menjalani proses toilet training. Hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti diabetes.
Diabetes mellitus, terutama tipe 1, merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efektif. Pankreas anak yang terpengaruh tidak memproduksi cukup insulin, hormon esensial untuk mengubah glukosa menjadi energi. Ketika kadar glukosa dalam darah meningkat, tubuh mencoba membuang kelebihan tersebut melalui urine. Proses ini menyebabkan volume urine meningkat, yang dapat mengakibatkan anak lebih sering buang air kecil, bahkan tidak dapat menahannya saat tidur.
Beberapa gejala lain yang sering muncul bersamaan dengan mengompol adalah:
1. Poliuria: Anak mengalami frekuensi buang air kecil yang tinggi, termasuk saat malam hari, yang dapat memicu kembali terjadinya ompol.
2. Polidipsia: Rasa haus yang berlebihan sehingga anak lebih banyak minum, yang pada akhirnya meningkatkan frekuensi buang air kecil.
3. Kelelahan: Anak merasa cepat lelah akibat ketidakmampuan tubuh dalam memproses glukosa menjadi energi.
Jika anak yang sebelumnya jarang atau tidak pernah mengompol kembali mengalami hal tersebut, ditambah dengan gejala-gejala di atas, orang tua perlu menganggapnya sebagai tanda bahaya yang mungkin menunjukkan diabetes yang belum terdeteksi.
Ada beberapa situasi yang memerlukan perhatian lebih bagi orang tua terkait kebiasaan mengompol anak:
1. Anak masih mengompol setelah usia 7 tahun, meskipun sudah menjalani toilet training.
2. Terdapat perubahan mendadak dimana anak kembali mengompol setelah enam bulan tidak mengalaminya.
3. Munculnya gejala tambahan seperti haus dan lapar yang berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, serta perubahan perilaku.
Mengompol setelah menjalani toilet training tidak selalu berarti anak mengalami kondisi kesehatan serius. Namun, jika ditambahkan dengan gejala lain yang khas dari diabetes, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat diakibatkan oleh diabetes. Masyarakat dan orang tua perlu meningkatkan kesadaran mereka mengenai gejala diabetes pada anak untuk memastikan mereka mendapatkan perawatan yang tepat waktu.