Konsumen Abaikan Bahaya BPA Galon Guna Ulang Demi Harga Murah

Survei terbaru yang dilakukan oleh Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengungkapkan bahwa meskipun sebagian besar konsumen menyadari bahaya kesehatan yang terkait dengan Bisphenol-A (BPA) dalam galon guna ulang, mereka tetap memprioritaskan harga murah. Ini menunjukkan adanya dilema yang dihadapi oleh konsumen saat memilih produk yang seharusnya aman untuk kesehatan mereka.

Hasil survei menunjukkan bahwa 60,8 persen responden mengetahui risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh BPA, yang merupakan senyawa kimia umum dalam galon polikarbonat. Namun, 91,9 persen dari mereka mengaku tetap memilih galon guna ulang karena faktor ekonomi. Melihat data ini, Ketua KKI, David Tobing, menegaskan bahwa konsumen lebih mengutamakan harga yang terjangkau dibandingkan risiko yang mungkin mereka hadapi akibat penggunaan galon tersebut.

BPA telah lama dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti gangguan hormonal, komplikasi reproduksi, bahkan peningkatan risiko kanker. Meskipun bahaya ini sudah diketahui, kesadaran yang rendah terhadap informasi terkait penggunaan aman galon guna ulang menjadi masalah. Survei menunjukkan bahwa 83 persen responden tidak memperhatikan informasi mengenai usia pakai galon pada kemasan, yang seharusnya menjadi perhatian penting. David menjelaskan, “Penggunaan galon polikarbonat secara berulang tanpa memperhatikan batas pakai bisa meningkatkan risiko pelepasan BPA ke dalam air minum.”

Situasi ini semakin diperparah oleh lambannya penerapan kebijakan pelabelan terkait bahaya BPA oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024, produsen diharuskan mencantumkan label peringatan mengenai BPA, tetapi tenggat waktu penerapan aturan tersebut yang ditetapkan hingga 4 tahun ke depan dianggap terlalu lama. Dalam survei, 96 persen responden sepakat bahwa pelabelan harus dipercepat untuk memberikan informasi yang jelas kepada konsumen.

David menambahkan bahwa rendahnya kesadaran konsumen mengenai hak mereka untuk mendapatkan produk yang sehat dan aman menjadi tantangan yang cukup besar. “Edukasi sangat penting untuk membantu konsumen lebih kritis dalam memilih produk. Harga murah tidak boleh dijadikan alasan utama tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan,” ujarnya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, KKI menyerukan perlunya upaya simultan dari pemerintah, produsen, dan masyarakat sendiri. Seluruh pihak diharapkan bersama-sama memberikan perhatian lebih terhadap risiko kesehatan dari produk sehari-hari yang sering kali diabaikan.

KKI juga mendorong BPOM untuk segera mempercepat pelabelan bahaya BPA, serta mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap produk yang mereka konsumsi setiap hari. Menurut David, “Kesehatan adalah hak setiap konsumen. Kita tidak boleh mengorbankan kesehatan demi alasan harga murah.”

Dengan hasil survei yang menunjukkan perilaku konsumen yang cukup mencolok ini, penting bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan produk yang mereka pilih. Kesadaran akan dampak negatif dari BPA dan informasi yang jelas dapat membantu konsumen membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih galon guna ulang yang aman bagi kesehatan mereka.

Exit mobile version