Kesehatan

Kesalahan Besar Kesehatan yang Dilakukan Banyak Pemakai Smartwatch

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Cell mengungkapkan pentingnya biomarker yang diambil oleh smartwatch dalam memprediksi penyakit psikiatrik seperti ADHD dan bahkan mengaitkannya dengan kemungkinan penanda genetik. Fenomena ini bukanlah hal baru di dunia gadget, karena perangkat wearable semakin umum digunakan. Saat ini, sudah terdapat jutaan smartwatch yang mampu melakukan pemantauan jantung, termasuk EKG dan mendeteksi masalah serius seperti Atrial Fibrillation (AFib).

Namun, meskipun kemampuan canggih ini, banyak pengguna smartwatch yang melakukan kesalahan besar. Menurut survei yang dilakukan oleh Wexner Medical Center di Ohio State University, hanya sebagian kecil pengguna smartwatch yang membagikan data kesehatan hasil pengukuran mereka kepada dokter. Sekitar dua pertiga peserta survei menyatakan menggunakan perangkat ini untuk memantau kesehatan jantung, tetapi hanya seperempat dari mereka yang mendiskusikan data ini dengan tenaga medis. "Dari mereka yang menggunakan perangkat ini, hanya 1 dari 4 yang menggunakan data tersebut untuk memicu percakapan tentang kesehatan jantung dengan dokter mereka," ungkap institusi tersebut. Sikap ini bisa berakibat fatal, terutama dalam situasi darurat.

Perangkat pemantauan diri ini dapat sangat bermanfaat bagi pasien dan penyedia layanan kesehatan, menurut Dr. Laxmi Mehta, seorang ahli penyakit jantung. Dia menjelaskan bahwa jika pengguna mendeteksi ketidaknormalan dalam ritme jantung mereka melalui smartwatch, hal ini bisa membantu menangani masalah serius jauh lebih cepat dibandingkan jika harus menunggu serangkaian pemeriksaan rutin oleh dokter. Data yang dikumpulkan oleh biosensor smartwatch adalah tambang informasi yang sangat berharga, namun pengguna tidak perlu menunggu hingga perangkat tersebut mengidentifikasi masalah; dokter yang memiliki pelatihan lebih lanjut bisa meneliti data ini untuk menemukan berbagai isu yang mungkin tidak terlihat jelas.

Dr. Mehta juga menekankan bahwa ketidaknormalan detak jantung bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, baik terkait jantung maupun faktor lain seperti infeksi, dehidrasi, kecemasan, atau gangguan tiroid. Dengan demikian, menemukan detak jantung yang tidak biasa sebaiknya memicu diskusi dengan dokter.

Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian semakin menunjukkan nilai dari biomarker yang dikumpulkan oleh smartwatch dari merek besar seperti Apple dan Fitbit. Penelitian terus dilakukan untuk menggunakan data berharga ini dalam memprediksi onset dini penyakit Parkinson, serta berbagai masalah kesehatan lainnya seperti infeksi pernapasan dan gangguan neurologis.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai data kesehatan dan penggunaan smartwatch:

  1. Data Biomarker: Smartwatch dapat mengumpulkan data yang berpotensi membantu dalam deteksi dini penyakit.
  2. Percakapan dengan Dokter: Hanya sedikit pengguna yang membahas data dari smartwatch mereka dengan dokter, meskipun hal ini sangat penting.
  3. Pencegahan Penyakit: Smartwatch dapat digunakan untuk deteksi dini UV exposure, yang berhubungan dengan risiko kanker kulit.
  4. Fitur Kesehatan Terkini: Beberapa smartwatch sudah dilengkapi fitur untuk mendeteksi sleep apnea dan saat ini sedang dikembangkan kemampuan untuk mendeteksi depresi dan kecemasan.

Secara keseluruhan, smartwatch seharusnya dianggap sebagai laboratorium mini yang dapat memberikan wawasan berharga tentang kesehatan. Pengguna disarankan untuk memanfaatkan data yang tersedia dan berbagi informasi tersebut dengan dokter mereka untuk pemantauan kesehatan yang lebih efektif. Selain itu, peningkatan literasi digital dalam memahami data kesehatan akan sangat membantu dalam mengidentifikasi masalah potensial lebih awal.

Aditya Rahman adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Berita Terkait

Back to top button