Mastitis, suatu penyakit peradangan pada jaringan payudara, menjadi masalah kesehatan yang semakin diperhatikan, terutama oleh wanita yang menyusui. Berdasarkan informasi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandung Barat, mastitis dapat terjadi akibat infeksi bakteri serta saluran susu yang tersumbat, yang sering kali disebabkan oleh teknik menyusui yang tidak tepat atau pengosongan payudara yang tidak optimal.
Ada beberapa penyebab utama terjadinya mastitis, di antaranya:
Infeksi Bakteri: Infeksi, terutama oleh bakteri Staphylococcus aureus, dapat memasuki jaringan payudara melalui luka pada kulit atau puting susu, mengakibatkan peradangan yang menyakitkan.
Saluran ASI Tersumbat: Tidak mengosongkan payudara dengan baik saat menyusui menyebabkan penumpukan susu, meningkatkan risiko penyumbatan yang memicu mastitis.
Kekurangan Nutrisi: Tubuh yang kekurangan gizi, terutama saat menyusui, dapat memicu masalah kesehatan, termasuk mastitis.
Penggunaan Bra Ketat: Bra yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan pada payudara, mengganggu aliran ASI dan berisiko menimbulkan mastitis.
- Penyakit Kulit: Kondisi kulit seperti eksim yang terjadi di sekitar puting susu dapat menyebabkan iritasi, meningkatkan potensi infeksi dan mastitis.
IDI Bandung Barat telah mengambil langkah proaktif untuk menangani masalah ini dengan memberikan edukasi tentang pengobatan dan pencegahan mastitis. Mereka juga menyediakan konsultasi gratis untuk individu yang mengalami gejala terkait. "Kami berkomitmen untuk membantu masyarakat memahami penyebab serta cara mengatasi mastitis dengan baik," ungkap perwakilan dari IDI Bandung Barat.
Dalam hal pengobatan, IDI merekomendasikan beberapa opsi yang biasanya digunakan untuk mengatasi mastitis, seperti:
Paracetamol: Merupakan analgesik yang efektif mengurangi rasa sakit. Dosis yang dianjurkan adalah 500-1000 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
Dikloksasilin: Antibiotik efektif melawan bakteri penyebab mastitis, biasanya digunakan dalam dosis 500 mg setiap 6 jam.
Hufagesic: Kombinasi paracetamol yang membantu meredakan nyeri dan demam.
Flukloksasilin: Alternatif antibiotik yang lebih aman dengan dosis 500 mg setiap 6 jam untuk mengatasi infeksi.
- Terapi Suportif: Kompres hangat pada area yang sakit dapat membantu meredakan nyeri dan mendukung aliran ASI.
Sebelum memulai pengobatan, IDI menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Penyakit ini membutuhkan perhatian serius, terutama bagi para ibu menyusui yang ingin menjaga kesehatan mereka demi bayi mereka. Upaya preventif dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko berkembangnya mastitis dan menjaga kesehatan payudara.