Epilepsi merupakan salah satu gangguan neurologis yang cukup berbahaya dan meresahkan, dimana individu yang mengidapnya bisa mengalami kejang berulang akibat pelepasan impuls listrik yang tidak normal di otak. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Praya berkomitmen untuk memberikan informasi yang tepat dan akurat terkait penyebab dan pengobatan epilepsi kepada masyarakat, dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pencegahan penyakit ini.
Menurut informasi dari idipraya.org, terdapat beberapa penyebab utama terjadinya epilepsi. Di antaranya adalah faktor genetik, cedera kepala, infeksi otak, dan gangguan perkembangan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab-penyebab tersebut:
Faktor Genetik: Riwayat keluarga atau keturunan memegang peranan penting dalam risiko terjadinya epilepsi. Jika ada keluarga yang menderita epilepsi, kemungkinan untuk mewarisi kondisi tersebut menjadi lebih tinggi.
Cedera Kepala: Trauma fisik pada kepala, seperti yang terjadi akibat kecelakaan atau jatuh, dapat merusak jaringan otak dan memicu kejang. Data menunjukkan bahwa cedera kepala bertanggung jawab atas 15% hingga 35% kasus epilepsi di kalangan dewasa dan anak-anak.
Infeksi Otak: Penyakit seperti meningitis atau ensefalitis herpes simpleks dapat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi, mengingat infeksi ini dapat merusak jaringan otak.
- Gangguan Perkembangan: Kondisi seperti cerebral palsy yang mempengaruhi proses berkembangnya otak juga menjadi faktor risiko yang signifikan bagi epilepsi.
IDI Praya menekankan pentingnya diagnosis yang tepat dan pencegahan yang baik, mengingat banyaknya peluang untuk melakukan kontrol terhadap faktor risiko tertentu.
Untuk pengobatan epilepsi, IDI menyarankan beberapa obat yang dapat membantu mengontrol gejala. Diantaranya adalah:
Tegretol: Berfungsi untuk mengontrol dan mencegah kejang akibat epilepsi dengan cara menekan aktivitas listrik yang tidak normal di otak.
Asam Valproat: Bisa digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain untuk mengelola kejang.
Lamotrigine: Mengurangi aktivitas sel otak yang berlebihan, yang menjadi penyebab kejang.
- Phenobarbital: Dikenal efektif untuk mengontrol kejang, terutama pada anak.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Jika mengalami efek samping atau jika frekuensi kejang semakin meningkat, konsultasikan segera pada dokter untuk mendapatkan penyesuaian pengobatan yang tepat. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan kualitas hidup penderita epilepsi dapat meningkat.