![Deteksi Dini: Kunci Menuju Keberhasilan Pengobatan Kanker](https://cungmedia.com/wp-content/uploads/2025/02/Deteksi-Dini-Kunci-Menuju-Keberhasilan-Pengobatan-Kanker.jpg)
Deteksi dini pada pasien kanker memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pengobatan. Hal ini diungkapkan oleh dr. Mardiah Suci Hardianti, SpPD-KHOM, seorang dokter spesialis ilmu penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, apabila kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, tingkat keberhasilan terapi yang diukur dari kesintasan lima tahun dapat mencapai 90%. Sebaliknya, jika kanker terdeteksi dalam stadium lokal lanjut, angka tersebut turun menjadi sekitar 50%, dan hanya kurang dari 20% bila kanker sudah mencapai stadium metastatik atau yang telah menyebar ke organ jauh.
Data dari register kanker RSUP dr Sardjito mencatat bahwa antara tahun 2008 hingga 2021 terdapat 48.429 kasus kanker baru. Kanker payudara menjadi yang paling banyak dijumpai, diikuti oleh kanker kolorektal, serviks, ovarium, dan limfoma non-Hodgkin. Menariknya, 62,9% dari kasus tersebut diidap oleh perempuan dalam rentang usia 31 hingga 70 tahun.
Terdapat beberapa jenis kanker yang sering terjadi pada kelompok usia muda. Mardiah mengidentifikasi di antaranya adalah leukemia akut, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin, kanker tulang seperti osteosarkoma dan Ewing sarkoma, tumor otak seperti medulloblastoma dan glioma, serta kanker testis dan melanoma. Penyebab dari meningkatnya kejadian kanker ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor. Di antara faktor tersebut adalah paparan radiasi ultraviolet, bahan kimia, infeksi virus Epstein Barr, serta kerentanan individu dan gangguan sistem imun.
Gejala awal dari kanker dapat beragam tergantung dari lokasi primer di mana kanker muncul. Untuk kanker payudara, gejala yang sering muncul adalah adanya benjolan yang kadang-kadang tidak terasa nyeri, namun ukurannya bisa menjadi lebih besar seiring waktu. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan setelah siklus menstruasi. Sedangkan untuk kanker paru, gejala seperti batuk berkepanjangan dan sesak napas perlu diwaspadai.
Beberapa gejala lain yang harus diperhatikan mencakup nyeri kepala, mimisan, hidung tersumbat pada kasus kanker nasofaring, serta perubahan pola buang air besar pada kanker usus, yang bisa meliputi buang air besar dengan darah, konstipasi, dan diare. Pendarahan terjadi berulang kali, baik dari anus yang bisa menjadi indikasi kanker usus, hingga pendarahan dari area kewanitaan yang mungkin menandakan kanker leher rahim.
Mardiah juga menekankan pentingnya pengurangan berat badan drastis tanpa alasan jelas sebagai salah satu tanda kanker. Kehilangan berat badan ini biasanya disertai dengan peningkatan metabolisme tubuh. Gejala lain yang perlu dicermati adalah rasa lemas yang berkepanjangan serta infeksi yang sering muncul akibat penurunan fungsi sistem imun, yang bisa menjadi sinyal dari kanker darah.
Di Indonesia, jumlah fasilitas pelayanan kanker yang ada masih sangat terbatas. Ketersediaan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terintegrasi dalam satu tim untuk memberikan pelayan terbaik juga belum merata. Dalam situasi ini, Mardiah menekankan bahwa skrining dan deteksi dini menjadi solusi vital untuk menurunkan jumlah kasus kanker yang sudah berada di stadium lanjut. Ia menganjurkan masyarakat untuk secara rutin melakukan cek kesehatan, tidak merokok, rajin berolahraga, menjaga pola makan seimbang, cukup beristirahat, dan mampu mengelola stres guna pencegahan penyakit tidak menular, termasuk kanker.