
Stroke menjadi salah satu penyebab utama kecacatan dan kematian di Indonesia, mencatat angka sebesar 11,2 persen dari total kecacatan dan 18 persen dari total kematian menurut data Kementerian Kesehatan. Sayangnya, banyak pasien yang terlambat menerima pertolongan akibat kurangnya pemahaman tentang gejala stroke dan terbatasnya akses ke fasilitas medis yang siap menangani kondisi ini. Dalam situasi darurat seperti stroke, setiap detik sangat berharga; oleh karena itu, penanganan yang dilakukan dalam periode kritis, atau golden period, yaitu empat setengah jam pertama setelah gejala muncul, sangat menentukan peluang pemulihan tanpa kecacatan.
Namun, tidak semua rumah sakit memiliki kapasitas untuk menangani stroke dalam waktu yang kritis. Menanggapi tantangan ini, Grup RS Siloam meluncurkan program Stroke Ready Hospitals, sebuah layanan yang menjamin intervensi cepat dan tepat bagi pasien stroke. Program ini mengintegrasikan beberapa elemen kunci untuk memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan optimal, di antaranya:
- Sistem Rujukan Cepat: Memungkinkan pasien mendapatkan penanganan awal sebelum tiba di rumah sakit.
- Tim Medis Siaga: Ditenagai oleh dokter spesialis yang siap 24 jam, termasuk neurologi, bedah saraf, dan radiologi intervensi.
- Teknologi Medis Mutakhir: Penggunaan alat seperti CT Scan dan MRI untuk diagnosis yang akurat.
Salah satu fitur utama dari program ini adalah Siloam Ambulance Call Center (SACC) 1-500-911. Layanan ambulans dengan respons cepat ini tidak hanya memberikan pertolongan pertama, tetapi juga mengatur jalur cepat bagi pasien ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, dokter spesialis telah siap siaga untuk menangani pasien dengan segera.
Saat ini, 12 rumah sakit Siloam di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bogor, Surabaya, Denpasar, Palembang, Jambi, dan Medan, telah mendapatkan status sebagai Stroke Ready Hospitals. Kesiapan rumah sakit dalam menangani stroke sangat penting, terutama dalam kasus di mana tindakan bedah segera diperlukan untuk mencegah komplikasi.
Kesiagaan tenaga medis beserta teknologi yang canggih terbukti berperan besar dalam menyelamatkan pasien stroke. Dalam golden period, dokter bedah saraf harus siap untuk melakukan tindakan operatif, dan dengan adanya Stroke Ready Hospitals, pasien tidak perlu dirujuk ke fasilitas lain, yang dapat mengakibatkan penundaan yang berbahaya.
Pengakuan akan kesiapan rumah sakit dalam penanganan stroke pun mengalir dari tingkat internasional. Rumah sakit yang tergabung dalam program ini telah meraih Angels Award dari World Stroke Organization (WSO), sebuah penghargaan yang mengakui standar tinggi dalam menangani stroke.
Kehadiran layanan tanggap darurat yang efektif di rumah sakit bukan hanya meningkatkan kualitas hidup pasien stroke, tetapi juga menjadi model penting untuk sistem kesehatan di Indonesia. Dengan pemahaman dan akses yang lebih baik, serta dukungan dari fasilitas medis yang siap siaga, diharapkan angka pasien stroke yang terlambat ditangani dapat ditekan. Inisiatif seperti Stroke Ready Hospitals diharapkan mampu menjadi jembatan bagi upaya penurunan angka kecacatan dan kematian akibat stroke di tanah air.