Penggunaan suplemen makanan kini semakin meluas dan menjadi pilihan masyarakat untuk menjaga kesehatan serta meningkatkan daya tahan tubuh. Meskipun terlihat menjanjikan, mengonsumsi suplemen secara berlebihan dapat memicu sejumlah risiko kesehatan yang serius. Ahli gizi Nichole Andrews memperingatkan bahwa ketergantungan pada suplemen bisa lebih berbahaya daripada manfaat yang diharapkan.
Andrews menekankan, "Saya di sini untuk memberi tahu Anda bahwa mengandalkan suplemen untuk kesehatan dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan bahkan meningkatkan risiko kanker dalam beberapa kasus." Pernyataannya mempertegas pandangan bahwa makanan utuh harus selalu menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, bukan suplemen dengan dosis tinggi.
Beberapa alasan mengapa konsumsi suplemen berlebihan dapat berbahaya antara lain:
Risiko Kesehatan: Suplemen yang beroperasi dalam dosis tinggi, alih-alih memberikan manfaat, justru dapat memicu masalah kesehatan. Andrews menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen tidak dianjurkan bagi individu yang bisa mendapatkan cukup nutrisi dari makanan sehari-hari. Ia merekomendasikan agar suplemen hanya digunakan jika direkomendasikan oleh tenaga medis.
Peningkatan Risiko Kanker: Dalam beberapa kasus, suplemen tertentu, jika digunakan dalam dosis tinggi, dapat meningkatkan risiko kanker. Andrews mengingatkan masyarakat untuk tidak mengandalkan suplemen dalam upaya mengurangi risiko kanker.
- Suplemen Tertentu Sebaiknya Dihindari: Beberapa suplemen yang lebih baik dihindari menurut Andrews meliputi:
- Kapsul Cuka Apel: Meskipun dikenal karena kandungan antioksidannya, kapsul ini memiliki tingkat keasaman tinggi yang dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan. Sebagai alternatif, Andrews menyarankan konsumsi air lemon dan makanan fermentasi.
- Suplemen Kolagen: Meski populer dalam meningkatkan kesehatan kulit dan massa otot, penggunaan kolagen berlebihan dapat mengganggu penyerapan nutrisi. Andrews menyarankan untuk memperoleh kolagen dari sumber makanan seperti daging ayam, ikan, atau buah-buahan seperti jeruk.
- Suplemen Kunyit: Walaupun kunyit berfungsi untuk mengurangi peradangan, dosis tinggi dapat menyebabkan iritasi lambung. Lebih baik menggunakan kunyit dalam masakan sehari-hari, serta mengonsumsi lemak sehat untuk membantu penyerapannya.
- Suplemen Vitamin C: Banyak orang memanfaatkan suplemen ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi dosis yang melebihi 200 persen dari nilai kebutuhan harian dapat menyebabkan batu ginjal dan masalah pencernaan. Alternatif yang lebih sehat adalah mengonsumsi jeruk, stroberi, dan sayuran seperti brokoli.
Andrews juga menekankan pentingnya pola makan seimbang, di mana tubuh dapat memperoleh semua nutrisi yang dibutuhkan dari sumber alami. Suplemen seharusnya menjadi pilihan terakhir dan bukan solusi utama. Adalah bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen tertentu.
Dengan meningkatnya kesadaran akan kesehatan, masyarakat diharapkan lebih cerdas dalam memilih cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Mengedepankan konsumsi makanan utuh dan berkualitas mutlak penting bagi kesehatan, sehingga risiko yang ditimbulkan oleh suplemen secara berlebihan dapat dihindari.