Dalam beberapa tahun terakhir, game mobile gacha yang dikembangkan oleh developer asal China telah merajai pasar dengan inovasi dan kualitas yang mengesankan. Beberapa judul populer seperti Genshin Impact, Wuthering Waves, dan Arknights Endfield berhasil menarik perhatian pemain global dan kini menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan developer Jepang. Diskusi ini dimulai dari sebuah klip video yang dibagikan di Twitter oleh pengguna @oyuki_gms yang menampilkan karakter Yvonne dari Arknights Endfield. Respons yang muncul pun menyita perhatian, terutama dari kalangan pengembang game di Jepang.
Salah satu respons yang menarik datang dari akun Twitter @aizen76, yang merupakan karyawan dari perusahaan Indie-US Games di Jepang. Menurutnya, ada perbedaan signifikan antara game yang dihasilkan oleh developer China dan Jepang, terutama dalam aspek animasi. Dia berpendapat bahwa gerakan karakter, model fisik, dan teknik pengambilan gambar dari game China jauh lebih baik dibandingkan dengan game domestik. “Aspek animasi yang ditawarkan oleh developer China saat ini terasa lebih maju,” ungkapnya.
Sementara itu, tantangan yang dihadapi developer Jepang cukup kompleks. Salah satu isu utama yang dihadapi adalah kekurangan Animator berbakat. Menurut Aizen, para animator tersebut sangat dicari tidak hanya dalam industri game, tetapi juga di berbagai bidang lain yang memerlukan keahlian animasi. Akibatnya, sulit bagi studio game lebih kecil untuk merekrut talenta terbaik.
Selain itu, Aizen juga menyoroti penekanan pada pengurangan biaya produksi dalam pengembangan game di Jepang. Banyak developer mencoba untuk membatasi pengeluaran, yang sering kali mengakibatkan penggunaan teknik Generic Motion dan Motion Capture yang mungkin kurang memberikan kualitas yang diharapkan. Dalam pandangannya, keberlanjutan persaingan di industri ini menjadi tantangan yang semakin besar, terutama dengan kemajuan teknologi animasi yang ditawarkan oleh developer China.
Pernyataan dari animator Jepang seperti @otakara0122 juga menambah perspektif lain. Dia mencatat bahwa game-game asal China seolah memiliki anggaran yang lebih besar dan lebih baik dalam pengelolaan sumber daya. Dengan teknologi yang lebih maju dan anggaran yang lebih besar, developer China mampu menciptakan game yang mengesankan dalam skala besar. Menurutnya, jika developer Jepang memiliki anggaran yang sama, masih ada kesulitan untuk menemukan animator berbakat dalam jumlah yang memadai.
Hal serupa juga disampaikan oleh Shiba_29, seorang animator dan ilustrator yang memiliki pengalaman bekerja dengan developer game China. Dia menggambarkan bahwa pengalaman di China menawarkan kebebasan yang lebih besar dalam berinovasi. “Mereka menggunakan anggaran dan sumber daya dengan skala yang sulit diungkapkan,” ujarnya, menyoroti bagaimana pendekatan pengembangan di sana sangat berbeda dengan yang ada di Jepang.
Games mobile gacha dari China saat ini tidak hanya diminati oleh pemain tetapi juga menjadi perhatian kecil dari para profesional industri, khususnya di Jepang. Kualitas animasi, pengelolaan anggaran, serta kebebasan berinovasi tampak menjadi beberapa keunggulan yang diyakini telah membawa mereka ke puncak popularitas. Adanya pembicaraan di kalangan developer Jepang menunjukkan bahwa mereka menyaksikan dengan serius potensi pesaing dari China dan mungkin perlu menyesuaikan strategi untuk tetap relevan di industri yang terus berkembang pesat ini.