Nintendo, salah satu perusahaan game terkemuka di dunia, sering kali dikenal dengan citranya yang ramah anak dan keluarga. Namun, di balik citra tersebut terdapat berbagai kontroversi dan insiden yang mengejutkan, yang cukup jauh dari gambaran ideal yang ingin ditampilkan kepada publik. Berikut adalah beberapa praktik yang dipertanyakan dan insiden kontroversial yang melibatkan perusahaan ini.
1. Praktik Monopoli
Nintendo menguasai pasar video game pada tahun 1980-an dan awal 1990-an dengan kepemilikan sebesar 65% pada tahun 1987. Untuk menjaga kualitas, Nintendo mengimplementasikan kontrol ketat atas pengembangan dan lisensi game, membatasi jumlah rilis setiap pengembang, dan memberlakukan biaya lisensi. Praktik ini mengarah pada antitrust, dan Atari, yang mencoba menantang Nintendo, malah kalah dalam pengadilan.
2. Kode Donkey Kong yang Dicuri
“Donkey Kong,” game ikonik yang diperkenalkan oleh Shigeru Miyamoto, pada dasarnya dibuat oleh perusahaan Ikegami Tsushinki. Namun, Nintendo diduga membangun PCB tanpa izin dari Ikegami, yang menyebabkan tuntutan hukum atas pelanggaran hak cipta. Kasus ini berlanjut hingga penyelesaian pada tahun 1990, tetapi syarat lengkapnya tidak pernah dipublikasikan.
3. Menyerang Industri Sewa Game
Di tahun 1989, Nintendo menggugat Blockbuster untuk menghentikan praktik sewa video game. Meskipun berhasil menyelesaikan kasus ini secara damai, Nintendo tidak bisa menghentikan sewa game secara keseluruhan, yang masih diperbolehkan oleh undang-undang baru pada tahun 1990. Upaya ini menunjukkan ketidakpuasan Nintendo terhadap praktik rental yang mereka anggap merugikan.
4. Iklan Kontroversial di Tahun 1990-an
Di era 1990-an, iklan video game sering kali mengambil pendekatan yang berani dan kontroversial. Nintendo tidak terhindar dari praktik ini, dengan salah satu iklan untuk “Super Mario World 2” yang menampilkan adegan mengerikan yang sangat tidak pantas untuk konsumen muda.
5. Kontroversi Joy-Con Drift
Meskipun Nintendo Switch sangat sukses, masalah Joy-Con drift yang melanda para penggunanya sejak 2019 menimbulkan banyak keluhan. Nintendo sudah mengakui masalah ini dan memberikan perbaikan gratis, tetapi sejumlah gugatan hukum tetap diajukan oleh pengguna yang merasa dirugikan.
6. Dugaan Pekerja Anak dalam Produksi Wii U
Dalam laporan pada tahun 2012, ditemukan bahwa Foxconn, yang memproduksi Wii U, diduga mempekerjakan pekerja anak. Nintendo hanya berkomentar bahwa mereka sedang menyelidiki masalah ini, namun tidak pernah memberikan penjelasan lebih lanjut.
7. Permasalahan Hak Kekayaan Intelektual
Nintendo memiliki reputasi buruk dalam menghadapi konten kreator dan pengembang independen, dengan sering menggugat mereka yang dianggap melanggar hak cipta. Kasus terbaru melibatkan Nintendo yang menggugat game “Palworld” yang dianggap meniru elemen-elemen dari franchise Pokémon.
Sejak tahun 2024, Nintendo juga mulai lebih agresif dalam menindak para emulator. Mereka menuntut emulator Yuzu dan lainnya, menunjukkan ketidaksukaan yang mendalam terhadap penggandaan dan penggunaan produk mereka di luar tuntunan resmi.
8. Potensi Penjualan ROM Bajakan
Menariknya, ada laporan bahwa Nintendo mungkin pernah menjual versi ROM bajakan dari game klasik melalui layanan Virtual Console. Temuan ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai integritas perusahaan dalam melindungi hak cipta, ketika mereka sendiri terlibat dalam menjual konten yang mungkin tidak sah.
Banyak insiden ini menunjukkan bahwa Nintendo bukan hanya perusahaan yang berfokus pada pengalaman bermain game yang menyenangkan, tetapi juga terlibat dalam praktik bisnis yang sebaliknya. Dengan citra ramah anak yang bertolak belakang dengan tindakan hukum yang agresif, harapan dari para penggemar adalah agar Nintendo bisa lebih terbuka dan adil dalam menjalankan bisnisnya di masa mendatang.