Gaya Hidup

PB IDI: Waspada Program MBG Terkait Rp1,2 Triliun Sehari!

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak 6 Januari 2025 telah memicu per debatan di masyarakat, terutama mengenai efisiensi dan sasaran dari penggunaan dana yang sangat besar. Program ini telah dilaksanakan di 26 provinsi, namun Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengingatkan agar pengalokasian dana yang mencapai Rp1,2 triliun per hari ini harus tepat sasaran, mengingat ini merupakan uang pajak masyarakat.

Menurut Dr. Tan Shot Yen, salah satu influencer PB IDI, program MBG ini seharusnya ditujukan untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), karena kelompok ini dianggap lebih membutuhkan bantuan gizi. Namun, dalam pelaksanaannya, uji coba malah dilakukan di daerah perkotaan yang dianggap lebih siap. “Ini sangat disayangkan karena justru anak-anak yang seharusnya mendapatkan manfaat, seperti di Anambas atau Wamena, malah tidak terjangkau program ini,” ujarnya dalam briefing media.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan gagal fokus dalam pelaksanaan program. Dr. Tan menegaskan bahwa ada potensi orang-orang yang semestinya tidak berhak mendapatkan bantuan justru merasa diuntungkan. Ia mencontohkan kondisi anak-anak yang berasal dari keluarga mampu, dengan akses memadai dan lingkungan yang lebih baik, tetapi tetap mendapatkan makanan bantuan. “Ini akan sangat berbahaya, karena dana yang dikeluarkan adalah besar dan seharusnya tepat sasaran,” tambahnya.

PB IDI juga menyatakan dukungannya terhadap program ini selama manfaatnya sampai kepada kelompok yang membutuhkan. Ketua Umum PB IDI, Dr. Moh Adib Khumaidi, menekankan pentingnya monitoring dan kontrol sosial terhadap pelaksanaan program ini. Ia menginginkan agar semua pihak terlibat untuk memastikan dana digunakan sesuai dengan tujuan awal.

Anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program ini diestimasikan tidak akan mencukupi hingga akhir tahun 2025, khususnya karena belum dapat mengcover semua anak di Indonesia. Dr. Tan menambahkan, “Dana yang dibutuhkan untuk program MBG setidaknya memerlukan anggaran hingga Rp1,2 triliun per hari.” Di sini, ia kembali mengingatkan semua pihak tentang pentingnya memanfaatkan dana pajak rakyat dengan bijak.

Reaksi masyarakat terhadap program MBG pun beragam. Banyak yang mengeluhkan kualitas makanan yang disediakan, sehingga menimbulkan istilah ‘sad food’ di media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa selain aspek finansial, penerimaan masyarakat atas program ini juga sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan, yaitu peningkatan gizi bagi anak-anak di seluruh Indonesia.

Dewi Kartika

Dewi Kartika adalah penulis di situs cungmedia.com. Cung Media adalah portal berita dan media online yang menyajikan informasi terkini, menarik, dan viral seputar peristiwa lokal hingga nasional dengan gaya yang informatif dan mudah diakses.

Artikel Terkait

Back to top button