Metode Alternatif Efektif Cegah Kematian Akibat Rokok di RI

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kematian akibat merokok di seluruh dunia mencapai 30%, setara dengan 17,3 juta orang, dan angka ini diperkirakan akan meningkat seiring waktu. Di Indonesia, situasi ini menjadi lebih mendesak dengan sekitar 80% masyarakat mengalami penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian. Dengan perkembangan ini, penting untuk mengeksplorasi metode alternatif guna menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak merokok.

Dari hasil penelitian WHO pada 2015, terdapat lebih dari 3,9 juta anak berusia 10 sampai 14 tahun yang menjadi perokok aktif. Selain itu, sekitar 239.000 anak di bawah usia 10 tahun teridentifikasi sebagai perokok, sementara 40 juta anak di bawah 5 tahun mengalami paparan asap rokok sebagai perokok pasif. Hal ini menunjukkan betapa mendesaknya upaya untuk mengurangi angka merokok di Indonesia.

Praktisi kesehatan, dr. Arifandi Sanjaya, menjelaskan bahwa berhenti merokok menjadi tantangan besar bagi para perokok. Gejala putus zat nikotin sering kali menjadi halangan utama. “Membuat perokok berhenti itu susah. Pendekatan dengan produk alternatif yang lebih aman dapat membantu mereka mengurangi risiko dan menjadi jembatan menuju kebiasaan hidup tanpa rokok,” jelasnya.

Pemerintah Indonesia juga tidak tinggal diam. Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian dini akibat rokok dengan memperkenalkan opsi alternatif. Dikenal sebagai Layanan Upaya Berhenti Merokok, upaya ini bertujuan untuk mengontrol konsumsi rokok melalui kebijakan yang lebih ketat.

Strategi lain yang muncul sebagai metode alternatif adalah Tobacco Harm Reduction (THR). Metode ini berfokus pada peralihan dari rokok konvensional ke produk tembakau yang memiliki risiko lebih rendah. Prof. Tikki Pangestu, mantan Direktur Riset Kebijakan WHO, menjelaskan pentingnya kolaborasi di antara peneliti dan akademisi untuk mengurangi jumlah perokok melalui pendekatan yang berfokus pada pengurangan dampak negatif merokok. “Negara-negara maju seperti Inggris dan Jepang telah berhasil menurunkan jumlah perokok melalui konsep ini,” ujarnya.

Tidak hanya berbicara tentang manfaat, banyak studi menunjukkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif dapat mengurangi paparan risiko hingga 95% dibandingkan rokok tradisional. Sebuah laporan dari Global Health Consults memperkirakan lebih dari 4,6 juta jiwa dapat terselamatkan pada 2060 jika metode THR diimplementasikan secara efektif.

Untuk mendukung pengembangan metode ini, dukungan pendanaan untuk penelitian mengenai dampak produk alternatif tembakau sangat diperlukan. Melalui pendanaan yang tepat, diharapkan dapat menginformasikan kebijakan publik yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rokok.

Dalam upaya menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak buruk dari merokok, kombinasi pendekatan kebijakan, edukasi masyarakat, dan pengembangan produk alternatif adalah langkah konkret yang harus diambil. Semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan peneliti, perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan ini.

Exit mobile version