Kasus perselisihan antara Nikita Mirzani dan anaknya, Laura Meizani Mawardi, yang lebih dikenal dengan sebutan Lolly, kembali mengemuka dan menarik perhatian publik. Lolly, yang baru-baru ini kabur dari rumah aman, mengungkapkan penolakannya untuk berbaikan dan bertemu dengan ibunya. Pernyataan ini menimbulkan spekulasi serta mendapat tanggapan dari berbagai pihak, termasuk dari psikolog forensik Reza Indragiri, yang memberikan pandangannya terkait situasi ini.
Reza Indragiri menjelaskan bahwa dalam konteks psikologi, terdapat dua istilah yang terkait dengan pola hubungan anak dan orang tua: parental estrangement dan parental alienation. Dalam pandangannya, parental estrangement terjadi ketika anak secara alami merasa tidak ingin bertemu dengan orang tuanya karena hubungan yang buruk. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengalaman kekerasan atau ketidakhadiran orang tua dalam masa tumbuh kembang anak. Dalam kondisi ini, anak tidak merasakan kebutuhan untuk berhubungan dengan orang tua.
Sebaliknya, dalam kasus parental alienation, anak tidak mau bertemu dengan orang tua karena pengaruh pihak ketiga yang mungkin menghasut atau memprovokasi mereka. Reza Indragiri menyatakan pentingnya untuk menyelidiki lebih dalam mengenai alasan mengapa Lolly menghindar untuk bertemu dengan ibunya. Ia menekankan bahwa secara naluriah, anak biasanya ingin memiliki hubungan dengan orang tua mereka. "Jika anak menolak untuk bertemu, kita perlu mengetahui latar belakangnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Reza mencatat bahwa keterlibatan pemerintah, khususnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KemenPPA) serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sangat penting dalam menentukan status Lolly. Ia berpendapat bahwa jika tidak ada pengidentifikasian yang jelas tentang status anak ini, langkah-langkah penanganan selanjutnya akan sulit terukur. Penjelasan dari lembaga pemerintah terkait posisi Lolly akan membantu dalam memberikan perlindungan yang tepat sesuai dengan UU Perlindungan Anak.
Dalam wawancaranya, Lolly mengungkapkan bahwa selama dua tahunbelakangan, dia tidak menerima biaya hidup dari ibunya, Nikita Mirzani. Situasi ini menambah kompleksitas permasalahan, mengingat Lolly masih di bawah umur dan secara hukum seharusnya menjadi tanggung jawab ibunya. Menurut Lolly, dia merasa lebih nyaman tanpa kehadiran ibunya dalam hidupnya, terlebih saat ibu mereka menjalani masa hukuman penjara.
Reza Indragiri menegaskan perlunya mendalami isu ini lebih lanjut untuk mencari solusi yang tepat. Ia menyarankan agar masyarakat dan pihak berkepentingan melakukan dialog terbuka untuk menyelesaikan konflik ini dengan menyertakan semua elemen yang terlibat, termasuk sisi hukum dan psikologis dari kasus tersebut. Dengan demikian, upaya penyelesaian dapat dilakukan secara komprehensif dan berbasis pada kepentingan terbaik bagi Lolly.
Narasi ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan antara ibu dan anak dalam konteks ini, serta perlunya pemahaman yang mendalam mengenai dampak psikologis dari situasi yang dialami. Ketidakpastian yang mengelilingi status Lolly dan proses penanganannya memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi anak tersebut.